jpnn.com, JAKARTA - Balai Media Kebudayaan (BMK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan lokakarya pembuatan animasi wayang atau aniwayang bagi kalangan pelajar dan komunitas di Medan pada Kamis (24/8).
Dalam lokakarya ini, anak-anak muda Medan tampak begitu antusias mengeksplorasi budaya bersama Kelana Indonesiana TV.
BACA JUGA: Parade Budaya Merah Putih Bakal Dihadiri 10 Ribu Peserta di Jakarta
Kepala BMK Retno Raswaty mengatakan Indonesiana TV sebagai satu-satunya televisi kebudayaan Indonesia yang dikelola oleh Kemendikbudristek.
Dia menyebut saat ini rutin melakukan pengenalan budaya kepada anak-anak muda sebagai upaya mewujudkan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Pemajuan Kebudayaan.
BACA JUGA: Kemdikbudristek Bentuk Unit Museum dan Cagar Budaya
“Pada lokakarya ini, teknik animasi khas Desa Timun menjadi materi yang memikat pelajar-pelajar perwakilan dari beberapa sekolah menengah kejuruan (SMK) serta komunitas seni dan budaya di Kota Medan,” ujar Retno.
Lokakarya ini, lanjut Retno, bertujuan menyebarluaskan dan memublikasikan kebudayaan di Indonesia melalui konten-konten menarik di Indonesiana TV.
BACA JUGA: Ikut Tayuban, Rahmat Santoso Kagum Semangat Masyarakat Bojonegoro Melestarikan Budaya
“Tayangan kebudayaan di Indonesiana TV tidak membosankan, tetapi dikemas dengan rapi dan menarik. Sehingga bisa menjadi inspirasi dan dieksplorasi oleh pelajar, guru, dan pelaku budaya bahwa banyak objek kebudayaan yang bisa diangkat dan dijadikan konten. Kami juga berkolaborasi dengan platform Merdeka Mengajar,” ujar Retno.
Retno mengatakan generasi muda sekarang butuh alternatif tayangan, yang berisi beragam kebudayaan dari berbagai daerah di Indonesia.
“Indonesiana TV mencoba menginisiasinya dengan aktivitas Kelana Indonesiana yang akan berkunjung ke 11 kota," kata Retno.
Sementara itu, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah II Medan Sukronedi mengatakan Sumatera Utara merupakan salah satu daerah dengan multietnis terbesar di Indonesia.
Oleh karena itu, banyak potensi kebudayaan yang perlu dijaga dan diregenerasikan ke anak muda. Dengan demikian, anak muda bisa bangga dengan kebudayaannya sendiri.
“Kehadiran Indonesiana TV menjadi wahana yang tepat untuk pelestarian dan pemajuan budaya Indonesia, khususnya Sumatera Utara,” ungkap Sukronedi.
Dalam lokakarya ini, para peserta yang hadir dari bidang keahlian TV, broadcasting, dan multimedia ini dapat melihat langsung proses pembuatan aniwayang.
Peserta bahkan ikut mencoba cara pengambilan gambarnya yang dipandu langsung oleh sutradara dan penggagas aniwayang Desa Timun yaitu Daud Nugraha dan Ricca Virria.
Desa Timun sendiri adalah sebuah tayangan inovasi animasi yang digabungkan dengan teknik wayang.
Saat ini animasi wayang Desa Timun hadir di Indonesiana.TV yang dapat disaksikan di situs Indonesiana.TV atau melaui TV berlangganan IndiHome kanal 200 (HD) atau 916 (SD).
Pelajar dan Komunitas di Medan Sambut Positif
Medan adalah kota ketiga yang disinggahi oleh tim Indonesiana TV setelah sebelumnya sempat mengunjungi Semarang dan Serang.
Program lokakarya keliling yang bernama Kelana Indonesiana ini rencananya akan membawa beragam jenis lokakarya yang berkaitan dengan dunia audio visual sebagai medium eksplorasi dan inovasi kreatif berbasis budaya lokal.
“Harapannya dengan program lokakarya, Kelana Indonesiana ini dapat menumbuhkan daya tarik dan kreativitas anak-anak muda lokal untuk giat mengeksplorasi, mengembangkan, sambil menjaga seni dan budaya yang ada di sekitar mereka,” ujar Retno.
Tujuan Kelana Indonesiana disambut antusias para pelajar dan komunitas di Medan. Mereka ingin bisa menampilkan karyanya di Indonesiana.TV. seperti yang diungkap Lazuardi Nainggolan dari komunitas film Medan Bernama APPA Films.
Menurut Lazuardi, Indonesiana TV merupakan sebuah pergerakan yang bagus. Ia berharap ada channel khusus di Indonesiana TV yang menampilkan karya-karya dari seniman dan sineas daerah.
“Saya sudah sering menonton konten Indonesiana.TV, tayangannya sangat menarik dan saya bisa melihat kebudayaan dari luar daerah,” ujarnya.
Hal yang sama diungkap Ronald Tarakindo Rajagukguk, Guru Seni Budaya di SMKN 10 Medan.
Ronald memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Indonesia TV.
Menurut dia, kehadiran Indonesiana TV turut meningkatkan semangat serta optimisme di kalangan pendidik mengenai materi pemajuan kebudayaan di sekolah.
”Saya sungguh kagum dengan adanya Indonesiana.TV. Jujur, saya termasuk penonton setia dari Indonesiana TV. Saya sudah buktikan konten yang disajikan benar-benar bernilai. Tidak hanya sebagai tontonan masyarakat umum tapi juga sarana yang bagus untuk bahan belajar mengajar,” ujarnya.
Fifin Nelpaida Wati Dakhi, siswa kelas XI Multimedia SMK Braodcasting Bina Creative Medan, juga menuturkan di sekolahnya ada jurusan pertelevisian sehingga Indonesiana TV bisa dijadikan sebagai wahana pembelajaran yang nyata mengenai teknis pembuatan konten film kebudayaan.
“Kegiatan Kelana Indonesiana ini sangat seru dan menarik. Saya sempat ikut memperagakan syuting wayang Desa Timun. Kesan saya sangat luar biasa. Karena selama ini wayang dikenal membosankan, tetapi wayang Desa Timun lucu dan menghibur,” pungkas Fifin Nelpaida.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari