Ikut Tayuban, Rahmat Santoso Kagum Semangat Masyarakat Bojonegoro Melestarikan Budaya

Senin, 21 Agustus 2023 – 20:24 WIB
Rahmat Santoso menyapa warga dalam sebuah kegiatan di Kabupaten Blitar. Foto: ANTARA/Dok Pri

jpnn.com, BOJONEGORO - Rahmat Santoso mulai turun gunung ke Bojonegoro seusai mengajukan surat pengunduran diri dari jabatan wakil Bupati Blitar.

Pria yang dikenal sebagai pengacara itu memilih bertarung sebagai calon legislatif (caleg) DPR RI Dapil Bojonegoro-Tuban dalam Pemilu Serentak 2024.

BACA JUGA: Bojonegoro Raih APBD Award 2023, Peringkat Pertama Realisasi PAD Tertinggi

Wabup Rahmat yang dikabarkan kecewa dengan kinerja Pemkab Blitar itu, tampak membaur bersama warga dalam pertunjukan kesenian Tayub di wilayah Kecamatan Kepuhbaru, Bojonegoro, Minggu (21/8/2024).

Ia berangkat dari Blitar setelah membuka acara Kontes Domba dan acara 17 Agustusan.

BACA JUGA: Bojonegoro Raih Penghargaan Adipura 2022 dari KLHK

Terlihat, Rahmat Santoso hadir bersama Ketua DPD PAN Bojonegoro, Lasuri yang juga menjabat Ketua Komisi B DPRD Bojonegoro.

Selain itu tampak Sekertaris DPD PAN Bojonegoro, Sampurna dan Nadhima Fitrangga, caleg DPRD Provinsi Jatim Dapil Bojonegoro-Tuban.

BACA JUGA: Pemkab Bojonegoro Ingin Selalu Bersinergi dengan Insan Media

"Sebagai seni budaya tradisional, tayub atau tayuban ini menjadi ciri khas masyarakat Bojonegoro. Sampai sekarang tradisi tayub masih terjaga, ini tentu harus kita apresiasi dan terus dijaga, " ujar Rahmat Santoso yang juga menjabat Ketua Umum DPP Ikatan Penasihat Hukum Indonesi (IPHI) ini.

Kepedulian Rahmat Santoso terhadap seni budaya tradisional tidak hanya di Bojonegoro. Saat menjabat Wabup Blitar, ia juga gemar menonton pagelaran wayang kulit semalam suntuk.

Selain itu juga membawa seni tari Blitar go internasional dengan tampil di Brunei Darussalam belum lama ini.

"Tayub Bojonegoro punya ciri khas sendiri, baik gerakan maupun musiknya. Tentu kita akan dorong lagi, kesenian-kesenian tradiosional seperi tayub ini bisa berkembang dan membawa harum nama Bojonegoro baik di level nasional maupun internasional, " ucap Rahmat Santoso dalam keterangan resmi yang diterima JPNN hari ini.

Dia menambahkan, selain bisa membanggakan daerah Bojonegoro, kesenitan tayub atau bisa disebut tayuban itu memiliki makna mendalam yaitu menjalin kerukunan. Tayub sendiri berasal dari kata Tata dan Guyub.

"Tayub memiliki simbol yang bermakna tentang pemahaman kehidupan yang punya bobot filosofis tentang jati diri manusia, sehingga Tari Tayub mengandung nilai-nilai kebudayaan yang positif dan harus tetap dilestarikan, " tandasnya.(ray/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler