jpnn.com - KAIRO - Perseteruan antara pemerintah militer dan kelompok ikhwanul muslimin bisa jadi bakal semakin panjang. Sebab, saat ini ikhwanul muslimin tengah meradang. Itu terjadi setelah militer menembak mati Ammar Badie dalam demonstrasi di Cairo Ramses Square, Jumat (16/8).
Ammar bukanlah sosok sembarangan. Dia merupakan anak dari Mohammed Badie yang notabene merupakan salah satu pemimpin ikhwanul muslimin. Ammar meninggal di dekat masjid Al Fath, Kairo.
BACA JUGA: Nelayan Jerman Tangkap Ikan Halibut Raksasa
Masjid tersebut memang dijadikan sebagai tempat berlindung sekaligus rumah sakit darurat bagi para pendemo. Namun, siang tadi, pasukan militer mengepung masjid tersebut. Sempat terjadi baku tembak tanpa ada yang tahu siapa yang memulai.
“Ammar Badie meninggal dalam demonstrasi yang dilakukan di Cairo Ramses Square. Dia tertembak. Kematian mencapai 173 orang,” demikian bunyi pernyataan resmi Partai Keadilan dan Kebebasan seperti dilansir laman NBC News, Sabtu (17/8).
BACA JUGA: PBB Berhasil Bebaskan Anak-anak yang jadi Milisi
Ammar merupakan seorang teknisi computer. Pria berusia 38 tahun tersebut hidup bersama istri dan dua anaknya. Duka keluarga Badie semakin terasa pilu. Sebab, Mohammed hingga kini juga belum diketahui rimbanya.
Mohammed sebenarnya akan disidang pada 25 Agustus mendatang. Dia didakwa melakukan penghasutan kekerasan. Sebelumnya, keluarga Badie telah kehilangan sang putri El Beltagi yang meninggal ketika mengikuti aksi sebelumnya. (jos/jpnn)
BACA JUGA: Tidak Perlu Kirim Relawan ke Mesir
BACA ARTIKEL LAINNYA... Raja Arab Saudi Dukung Militer Mesir
Redaktur : Tim Redaksi