Anak Perempuan Paling Rentan Keinginan Bunuh Diri

Sabtu, 20 Oktober 2018 – 12:16 WIB
Seorang perempuan memeragakan aksi bunuh diri. Foto/ilustrasi: radartegal.com

jpnn.com - UPAYA bunuh diri dan pemikiran untuk bunuh diri telah meningkat di antara anak-anak usia sekolah dan remaja.

Hal ini disampaikan berdasarkan sebuah studi baru yang diterbitkan di Pediatrics.

BACA JUGA: Siswi Bunuh Diri karena Tak Dibelikan Motor

Berdasarkan data dari 31 rumah sakit anak-anak di seluruh Amerika, persentase kunjungan ruang gawat darurat terkait dengan pemikiran atau upaya bunuh diri meningkat dua kali lipat selama periode 8 tahun.

Data ini mulai dari 0,66 persen pada 2008 meningkat menjadi 1,82 persen pada 2015.

BACA JUGA: Siswi Bunuh Diri karena Takut Ditolak Sekolah Favorit?

Secara keseluruhan, 115.856 kasus yang terkait dengan bunuh diri dimasukkan dalam penelitian, hampir dua per tiga di antaranya melibatkan anak perempuan.

Tingkat rawat inap meningkat dari 2008 hingga 2015 di semua kelompok usia, dengan peningkatan tertinggi di antara anak-anak berusia 15 tahun hingga 17 tahun, diikuti oleh anak usia 12 tahun hingga 14 tahun.

BACA JUGA: Ada Siswi Gantung Diri, Tinggalkan Surat Isinya Begini

Penulis utama studi, Dr. Gregory Plemmons, MD, profesor pediatri klinis di Rumah Sakit Anak-Anak Monroe Carell Jr. di Vanderbilt University, mengatakan ide untuk penelitian ini berasal dari bukti anekdot yang mereka lihat di departemen darurat mereka sendiri.

"Kami melihat lebih banyak anak-anak datang dan dirawat dengan masalah ini dan kami memutuskan untuk melihat apa yang sedang terjadi secara nasional," kata Dr. Plemmons, seperti dilansir laman Health.

"Kami sedikit terkejut melihat bahwa ini bukan hanya tren lokal, tetapi itu adalah sesuatu yang terjadi di seluruh penjuru negeri ini," tambah Dr. Plemmons.

Para peneliti juga memperhatikan tren musiman yang mengejutkan. Peningkatan tertinggi terjadi selama musim gugur dan musim semi dan terendah terjadi pada musim panas. Oktober terhitung hampir dua kali lebih banyak dari Juli.

"Sepertinya tahun sekolah mungkin memiliki pengaruh," kata Dr. Plemmons.

" Sekitar 6 hingga 8 minggu setelah sekolah dimulai, secara nasional kami memiliki dua kali lebih banyak anak-anak yang datang. Ini sangat mengejutkan," jelas Dr. Plemmons.

Dr. Plemmons menambahkan, karena tingkat pemikiran dan upaya bunuh diri di kalangan orang dewasa cenderung mengikuti pola yang berlawanan Mereka muncul lebih banyak pada bulan Mei, Juni dan Juli daripada di bulan lainnya.

" Kami pikir apa yang mungkin terjadi adalah bahwa segera setelah sekolah dimulai kembali, maka penindasan dunia maya juga meningkat," kata Dr. Plemmons.

" Ini adalah dunia yang sangat berbeda saat ini daripada sekolah menengah atau sekolah menengah yang kita dewasa kembangkan," tambah Dr. Plemmons.

Penelitian sebelumnya telah menyarankan faktor-faktor lain yang bisa berkontribusi terhadap tingkat pertumbuhan depresi dan pemikiran bunuh diri di kalangan remaja.

Menurutnya, usia pubertas pada anak perempuan, tren penggunaan antidepresan dan efek potensial dari krisis ekonomi 2008 adalah beberapa contoh.

Studi ini tidak melihat tingkat bunuh diri yang sebenarnya di kalangan remaja, tetapi penelitian lain menunjukkan bahwa mereka juga meningkat selama periode waktu yang sama.

Bahkan, bunuh diri adalah penyebab utama kematian ketiga di kalangan remaja di Amerika Serikat, di bawah kecelakaan kendaraan bermotor dan pembunuhan, menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

Plemmons mengatakan bahwa orang tua seharusnya tidak ragu untuk berbicara dengan anak-anak mereka tentang depresi, kecemasan dan masalah kesehatan mental lainnya.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... OMG, Roro Fitria Nyaris Bunuh Diri di dalam Tahanan?


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler