jpnn.com, BLITAR - Pelajar berinisial BI, warga salah satu desa di Kecamatan Kanigoro, Blitar Jatim, nekat bunuh diri.
BI gantung diri dengan menggunakan seutas tali tampar di dalam kamar. Kasusnya mirip EPA, siswa yang juga bunuh diri baru-baru ini.
BACA JUGA: Siswi Bunuh Diri karena Takut Ditolak Sekolah Favorit?
Keduanya bahkan sama-sama meninggalkan surat wasiat yang ditulis tangan sendiri.
BI sebelum memutuskan bunuh diri sudah menulis pesan terakhir di buku diari. Pesan itu sepertinya berisi protes.
BACA JUGA: Pengin Menyendiri, Pelajar Ini Ditemukan Tewas Mengenaskan
Isinya, dia merasa sangat depresi dengan kondisinya. Terutama karena keinginannya dibelikan motor yang tidak kunjung dituruti ayahnya -meskipun hanya motor bekas.
Isi surat wasiat itu: "Sebenarnya gue tuh nangis. Kalau mulut gue itu nakal selalu nyakitin hati ortu gue, saya minta maaf ya pada kalian semua, dada. Gue udah depresi ingin bunuh diri. Oh iya, gue tuh ingin montor. Meskipun bekas, gue pingin banget."
BACA JUGA: Ada Siswi Gantung Diri, Tinggalkan Surat Isinya Begini
Kasatreskrim Polres Blitar AKP Rifaldy Hangga Putra mengakui adanya laporan soal siswi yang ditemukan telah meninggal di dalam kamarnya kemarin.
BI ditemukan dengan leher tergantung sekitar pukul 14.00. "Ya, memang benar, ada siswi yang diduga masih duduk di SMP. Pelajar itu ditemukan meninggal setelah gantung diri di kamarnya kemarin," jelasnya.
Siswi bunuh diri tersebut ditemukan ayahnya, IM. Di rumah kejadian memang BI hanya tinggal berdua bersama ayahnya. Orang tua BI bercerai beberapa tahun lalu.
"Terakhir komunikasi dengan bapaknya sekitar pukul 12.00, yakni sebelum kejadian diperingatkan supaya mengecilkan volume musik dari kamarnya," ujar Rifaldy.
Saat itu, karena suara musik yang cukup keras, jawaban BI cukup pelan. Pria 45 tahun tersebut kemudian keluar rumah untuk mencari rumput.
Nah, sekitar pukul 14.00, sang ayah pulang ke rumah. Awalnya memang tak terjadi apa-apa. Tetapi, dia melihat ada yang janggal. Lampu kamar anaknya padam dan pintu tertutup.
"Sontak memanggili. Tetapi, saat dipanggil, tidak ada jawaban dari putrinya. Akhirnya bapaknya mencoba membuka pintu. Saat hendak dibuka tidak bisa," kata Rifaldy.
IM tidak bisa membuka karena pintu diganjal dengan meja dari dalam kamar.
Spontan dia memutuskan untuk membuka paksa pintu. Setelah berada di kamar, saksi langsung histeris sejadi-jadinya.
Mengetahui putrinya bunuh diri, IM berteriak meminta tolong para tetangga.
"Beberapa tetangga dan teman BI datang. Lalu dengan menggunakan sabit memotong tali tampar plastik biru yang menggantung jasad putrinya. Sementara tetangga ada yang melaporkan hal ini ke polisi," terangnya.
Sementara itu, kasus bunuh diri yang dilakukan remaja SMP di Kecamatan Kanigoro menjadi perhatian serius pemerhati perempuan dan anak di Blitar.
Sebab, belum hilang duka akibat aksi nekat gantung diri yang dilakukan EPA, sudah terjadi kasus baru lagi. Apalagi, remaja yang terlibat seorang cewek, sama dengan sebelumnya.
Pemerhati perempuan dan anak Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak (KP2A) Blitar Yulis Hasnawati menilai ada penyebab yang harus ditelusuri, yang mendorong anak-anak tersebut nekat bunuh diri.
"Karena itu, perlu kita cari sesuatu apa yang mendorong anak ini nekat melakukannya. Bukan hanya soal masalah pendidikan atau materi," tuturnya. (ady/sub/ziz/c9/diq/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rekomendasi Inspektorat Kemdikbud Kok Belum Dilaksanakan
Redaktur & Reporter : Natalia