SANAA - Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh sudah meninggalkan ruang perawatan intensif (ICU) pada Kamis lalu (9/6)Tetapi, hingga kemarin (10/6), pemimpin 69 tahun tersebut masih menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Arab Saudi
BACA JUGA: Pasukan Syria Gelar Operasi Militer
Sementara itu, pergolakan politik di dalam negeri semakin menjadiSelama sepekan terakhir, tepatnya sejak Saleh terbang ke Saudi untuk menjalani perawatan medis, Yaman mengalami kekosongan pemerintahan
BACA JUGA: Takut Adik Presiden, Warga Syria Lari ke Turki
Secara yuridis, pemerintah sementara dikendalikan oleh Wakil Presiden Abd al-Rab Mansur al-HadiBACA JUGA: Jerman Yakin Wabah E Coli Telah Berlalu
Mereka bersikap layaknya Saleh telah mundurKekosongan pemerintahan itu dimanfaatkan Amerika Serikat (AS) untuk menjalankan agendanyaYakni, pergantian rezim di negara yang menjadi mitra antiterornya tersebutKelompok oposisi yang sejak lama mendambakan berakhirnya rezim Saleh mendukung penuh rencana ituTetapi, Hadi dan jajaran pemerintahannya menolakDia yakin Saleh pulang pekan depan
Tingginya tekanan dari dalam dan luar negeri agar Saleh segera mengakhiri kekuasaannya membuat Ahmed Ali Saleh bertindakPutra sang presiden yang menjabat sebagai komandan Garda Republik dan Pasukan Khusus itu tak mau tinggal diamDemi mempertahankan kekuasaan sang ayah, dia menyiagakan sejumlah besar personel militer ke jalanan ibu kota
Sejak Saleh meninggalkan Yaman, Ahmed menjalankan komando militer dari istana kepresidenanBersama beberapa saudara yang juga punya jabatan penting dalam militer Yaman, pria 42 tahun itu memimpin pemerintahan"Karena putra presiden menguasai istana kepresidenan, Hadi menjalankan pemerintahan dari Kementerian Pertahanan," kata seorang pejabat Yaman
Pejabat yang merahasiakan identitasnya itu juga mengatakan bahwa Ahmed tak mengindahkan HadiKemarin dia juga menolak perintah untuk menarik para personel pasukan khusus dari jalanan Kota SanaaSebaliknya, dia malah mengerahkan lebih banyak senjata dan kendaraan militer untuk mendukung aksi pasukannya.
"Putra sang presiden malah melestarikan kebijakan eskalasi sang ayah dan membuat situasi di dalam negeri semakin tak menentu," ungkap pejabat tersebutBelum lama ini, Ahmed juga mengerahkan sejumlah besar pasukan ke Distrik Hassaba yang merupakan kampung halaman pemimpin oposisi Yaman, Sheik Sadeq al-AhmarBentrok berdarah pun tak terelakkan
Namun, saat ini, Ahmed sudah menarik seluruh pasukannya dari distrik yang dikuasai oposisi tersebutGencatan senjata pemerintah dan oposisi juga tetap berlaku hingga sekarangTetapi, aksi unjuk rasa pro dan anti pemerintah masih terjadi di ibu kotaOposisi menuntut Saleh mundur dan mengakhiri kepemimpinannya yang sudah berjalan selama hampir 33 tahun tersebut(AP/AFP/BBC/hep/c6/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pejabat AS: Saleh Luka Bakar Parah
Redaktur : Tim Redaksi