Dalam laporan tertulis kemarin (8/6), AS menyatakan bahwa Saleh tidak hanya mengalami luka bakar dan luka pada paru-parunya
BACA JUGA: Disangka Teroris, Orang Bandung Ditangkap Polisi Malaysia
Sejumlah pejabat Negeri Paman Sam menyatakan bahwa Saleh juga mengalami perdarahan otakKondisi tersebut memaksa AS dan Arab Saudi mendesak Yaman segera melakukan transisi kekuasaan
BACA JUGA: Sarah Palin Gagal Bertemu Idola
Dengan cara begitu, kekosongan pemerintahan tidak akan berlangsung lebih lamaBACA JUGA: Digempur Bertubi-tubi, Kadhafi Tak Ciut Nyali
Jadi, kekosongan pemerintahan harus segera diakhiri," imbau pemerintahan Presiden Barack Obama dalam pernyataan tertulisnya.Menurut Jubir Deplu AS Mark Toner, Duta Besar AS di Yaman Gerald Michael Feierstein sudah menemui Wakil Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi untuk membahas transisi kekuasaanSang wapres yang kini menjadi pejabat sementara (pjs) presiden Yaman itu diminta memanfaatkan absennya Saleh dalam pemerintahan"Perubahan ke arah yang lebih baik harus segera dilakukan," ungkap Toner.
Sejak Saleh meninggalkan Yaman karena menjalani perawatan intensif di Arab Saudi, AS sudah berkali-kali mendesak dia mundur dari pemerintahanTetapi, Saleh menolakDia ngotot bertahan sampai masa jabatannya berakhirKarena tak berhasil membujuk Saleh mundur, AS yang punya kepentingan di Yaman berusaha memanfaatkan kekosongan pemerintahan sebagai awal transisi.
Tetapi, Senin lalu (6/6), Hadi menegaskan bahwa Saleh akan segera pulangLuka bakar pada wajah, leher, dan dadanya berangsur pulihDua kali operasi penangkatan serpihan kayu yang menancap di dada sang presiden pun diakui berlangsung sukses"Beliau akan balik ke Yaman dalam hitungan hari," kata Hadi yang bertahan di Yaman meski para pejabat penting lainnya mengungsi ke Saudi.
Sementara itu, bentrok pasukan pemerintah dan militan Yaman terus terjadiKemarin, militer mengklaim telah menewaskan 30 militan di Kota ZinjibarPemerintah yakin, militan Islam yang terus menerus bentrok dengan pasukan Yaman merupakan bagian dari jaringan Al QaedaKarena itu, pemerintah memerintahkan operasi pembersihan di Zinjibar yang belakangan berubah menjadi medan tempur.
Di Kota Taiz, ratusan milisi suku sukses mengambil-alih kekuasaan dari tangan pasukan pemerintahDemonstran dan oposisi yang sempat kocar-kacir karena digempur oleh tentara bersenjata lengkap saat ini berbalik menguasai keadaanKemarin kota berpenduduk sekitar satu juta jiwa itu relatif tenangAbsennya Saleh membuat pasukan pemerintah tak mampu berbuat banyak(AP/AFP/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Stop Ekspor Sapi Hidup
Redaktur : Tim Redaksi