Anak tak Bikin Orang tua Paruh Baya Bahagia

Rabu, 05 Maret 2014 – 12:32 WIB

jpnn.com - Bagi beberapa pasangan, kehidupan suami istri bisa terasa tidak lengkap tanpa kehadiran buah hati. Namun, studi baru menunjukkan bahwa orang tua yang sudah menginjak usia paruh baya di Amerika Serikat dan hidup dengan anak kecil atau remaja, tidak lebih puas dan bahagia dibanding pasangan yang tidak mempunyai anak.

Diakui peneliti Angus Deaton dari Princeton Univeristy di New Jersey, penelitian ini memang tidak mendefinisikan tentang kesejahteraan orang tua yang dengan atau tanpa anak-anak. Sebab, tidak ada perbedaan dalam kepuasan hidup antara mereka yang mempunyai anak dan tidak karena mereka lebih memperhatikan situasi kehidupannya.

BACA JUGA: Stress Terbukti Buat Kepala Makin Sakit

"Beberapa orang berpikir anda bisa bahagia jika punya anak karena memang pada dasarnya seseorang menginginkan anak," kata Deaton, seperti dilansir laman Health.com, Selasa (4/3).

Untuk studi ini, Deaton dan timnya menganalisis survei tahun 2008 sampai 2012 terhadap 1,77 juta orang di Amerika Serikat. Di survei itu, peserta diminta berbagi tentang kehidupan dan pengalaman emosional sehari-hari mereka.

BACA JUGA: Tisu Basah Penyebab Alergi Parah pada Anak

Penelitian ini berhati-hati untuk tidak berasumsi bahwa pasangan yang tidak memiliki anak adalah orang tua yang gagal. Deaton mengibaratkan ketika pasangan tak ingin memiliki anak tapi justru mempunyai anak, itu akan jadi hal yang buruk, begitu juga sebaliknya.

"Pada orang tua yang sudah berusia setengah baya, mempunyai anak-anak di bawah 16 tahun bisa menimbulkan beban yang cukup berat dan membuatnya tidak terlalu bahagia. Anak-anak memang menyenangkan tapi terkadang bisa membuat orang tua khawatir atau cemas," kata Deaton lebih lanjut.

BACA JUGA: Rendah Asupan Protein Bikin Umur Panjang

Meski demikian, kekurangan dari penelitian ini dikatakan Deaton yakni tidak adanya kejelasan apakah kebahagiaan pasangan yang usianya setengah baya juga didorong jika mereka mempunyai anak yang sudah dewasa atau bahkan berkeluarga.

"Saya senang melihat banyak penelitian yang mencoba memahami mengapa orang tua di negara-negara yang tingkat kesuburan pasangannya tinggi relatif kurang bahagia," kata Lyubormisky, peneliti yang berfokus pada masalah kebahagaiaan seseorang.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gaya Bercinta yang Bisa Bikin Cedera


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler