Analisa Tenaga Kerja Pertanian Indonesia di Kawasan ASEAN

Rabu, 13 Mei 2015 – 14:16 WIB

jpnn.com - INDONESIA merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Dari data grafik di atas menunjukan total jumlah penduduk dan angkatan kerja di Indonesia yang dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan. Tahun 2002 jumlah penduduk Indonesia sebesar 215 juta jiwa penduduk dan angkatan kerja sebesar 101 juta orang, tahun 2007 jumlah penduduk Indonesia meningkat menjadi 231 juta jiwa dan angkatan kerja 109 juta orang, dan di tahun 2012 jumlah penduduk Indonesia mencapai 247 juta jiwa dengan angkatan kerjanya sebesar 118 juta orang. Hal ini disebabkan karena meningkatnya angka pernikahan Dini di desa maupun di kota.


Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan khawatir karena terjadi peningkatan pernikahan usia dini di perkotaan. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, perempuan usia 15-19 tahun yang menikah di perkotaan meningkat menjadi 32%. Bila dibandingkan dengan lima tahun lalu, persentase pernikahan dini di perkotaan 26% dari total populasi kelompok usia tersebut.

BACA JUGA: Rekayasa 5 Paragraf Sukarno dan Kekesalan Hatta

Fenomena tersebut berbanding terbalik dengan yang terjadi di pedesaan, dimana pada tahun 2012 angka pernikahan dini  di pedesaan menurun menjadi 58% dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya tahun 2007 yang mencapai angka 61%, demikian disampaikan oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasioanl (BKKBN).


Oleh karena itu, jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, hal ini juga berpengaruh terhadap peningkatan angkatan tenaga kerja.

BACA JUGA: Revolusi Mental Birokrasi untuk Mewujudkan Pemerintahan Berkelas Dunia

Jumlah penduduk Indonesia yang besar bisa dijadikan sebagai modal utama, namun jumlah penduduk yang besar ini, jika tidak dibarengi dengan ketersediaan lapangan kerja yang memadai, akan menimbulkan permasalahan pengangguran.

Jumlah angkatan kerja Indonesia tahun 2012 sebesar 118 juta orang, jumlah tersebut sekitar 48% dari total penduduk Indonesia tahun 2012.
Di era globalisasi saat ini, masih banyak ditemui berbagai permasalahan ketenagakerjaan Indonesia, salah satunya permasalahan kualitas tenaga kerja Indonesia.

BACA JUGA: Tips Mempertahankan Kesuksesan Usaha di Zaman Seperti Saat Ini

Kualitas tenaga kerja Indonesia masih terbilang rendah, dilihat dari segi latar belakang pendidikannya, kurangnya pengetahuan teknologi, serta terbatasnya fasilitas infrastuktur.


Sektor pertanian merupakan sektor yang memegang peranan penting dan strategis dalam perekonomian Indonesia. Pertanian yang berkembang dan maju dapat dilihat dari segi kuantitas dan kualitas tenaga kerja.

Dari data grafik dan pie chart di atas terlihat bahwa tenaga kerja sektor pertanian mengalami penurunan setiap tahunnya baik di negara Indonesia, Malaysia, Philippines, dan Thailand.

Tahun 2002 prosentase tenaga kerja pertanian Indonesia sebesar 44% dan pada tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup tinggi hingga 35%. Hal ini disebabkan karena tingkat urbanisasi dari desa ke kota yang semakin meningkat, serta banyaknya tenaga kerja Indonesia yang menjadi TKI di beberapa negara ASEAN contohnya di Malaysia.

Salah satu faktor penyebab berkurangnya jumlah tenaga kerja pertanian adalah karena keterampilan dan keahlian bidang pertanian yang masih rendah, disamping itu, belum banyak remaja atau pemuda Indonesia yang berkeinginan menjadi pengusaha di bidang pertanian, serta masih rendahnya upah petani.

Penurunan tenaga kerja pertanian yang terjadi di Thailand tidak separah seperti di Indonesia, ini terjadi karena upah petani di Thailand tidak serendah di Indonesia. Penyumbang 17% GNP Thailand berasal dari 73% jumlah tenaga kerjanya, ini ditunjang juga dengan adanya lahan pertanian yang luas, mencapai hampir 40% dari seluruh wilayah Thailand. Thailand pernah menjadi negara penghasil beras terbesar dan berkualitas tinggi di Asean pada tahun 1997-1998.

Sejak terjadinya krisis ekonomi, Thailand sangat bergantung pada Amerika Serikat dan negara maju lainnya. Namun hal tersebut justru membuat Pemerintah Thailand berusaha meningkatkan sektor pertaniannya dengan cara menarik investor asing dan memodifikasi undang-undang investasinya. Kala itu jumlah petani Thailand masih rendah dan hanya meningkat 3%. Peningkatan jumlah petani Thailand terjadi mulai tahun 2000 sejak disahkannya undang-undang tentang hubungan pekerja perusahaan negara (SELRA), yang memuat hak-hak pekerja pemerintah sama dengan hak-hak pekerja swasta. Saat ini jumlah pengusaha pertanian dan petani di Thailand mencapai angka sekitar 60% dari total keseluruhan tenaga kerja Thailand.


Sama seperti di Malaysia, jumlah tenaga kerja pertaniannya turut mengalami penurunan. Data Bank Dunia menunjukkan jumlah tenaga kerja sektor pertanian pada tahun 2012 sebesar 13% dari total jumlah tenaga kerja, merosot dari tahun 2002 15% dari total jumlah tenaga kerjanya. Penurunan jumlah ini terjadi karena sektor pertanian kurang mendapatkan perhatian, karena sektor pertanian belum memiliki nilai tambah tinggi dan berdaya saing lemah.

Saat ini Malaysia dan Indonesia memiliki hubungan yang cukup erat di sektor pertanian. Banyak investor dari Malaysia yang berinvestasi di Indonesia dan telah membantu pemerintah Indonesia dalam mengentaskan pengangguran. Sebagian besar investor dari Malaysia menanamkan investasinya khusus di perkebunan kelapa sawit.


Disamping itu, berdasarkan data grafik dan pie chart di atas, tenaga kerja pertanian di Philippines juga mengalami penurunan selama 10 tahun terakhir sejak tahun 2002. Hal ini terjadi karena keterbatasan lahan di negara Philippines serta banyak terjadi penebangan pohon yang dilakukan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.

Pertanian memainkan peranan penting dalam kehidupan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Indonesia perlu meningkatkan sektor pertaniannya agar kebutuhan pangan penduduk Indonesia yang semakin meningkat dapat terpenuhi.


Beberapa upaya yang dapat  ditempuh antara lain: lahan pertanian Indonesia harus diperluas, para petani perlu dibekali dengan pendidikan yang baik serta pendapatan yang layak, segala bangunan kawasan perumahan harus berkonsep ramah lingkungan. Semua hal tersebut akan memajukan sektor pertanian dan mewujudkan ketahanan pangan Indonesia, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin meningkat dan kesejahteraan petani pun akan turut meningkat. [***]

Oleh:
Mardiansyah
Detsly Dumais Bawole
Elchintya Dela Rulita

Mahasiswa Program Study Green Economy & Technopreneurship Riset Mahasiswa di Global Business Strategy Center (Lab) SURYA UNIVERSITY

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tentang Lothario, Bethsy, dan Budi Gunawan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler