Analisis Ahli soal Kasus Ferdinand: Makin Sering Bermedsos, Guncangan Jiwa Kian Parah

Jumat, 07 Januari 2022 – 17:49 WIB
Ahli psikologi forensik Reza Indragiri sampaikan analisis soal kasus Ferdinand Hutahaean, terutama tentang dampak bermedsos terhadap guncangan jiwa penggunanya. Ilustrasi Foto: Andika Kurniawan/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menyampaikan analisis tentang dampak bermedia sosial alias bermedsos menyusul heboh twit Ferdinand Hutahaean soal Tuhan.

Sebelumnya, twit Ferdinand dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Ketua Umum KNPI Haris Pertama  atas dugaan pelanggaran UU ITE dan penistaan agama pada Rabu (5/1).

BACA JUGA: Ferdinand yang Mengaku Mualaf Sampaikan Permohonan, Simak Kalimat Terakhir!

Pelaporan itu gegara Ferdinand melalui akun @FerdinandHaean3 di Twitter, menuliskan kalimat "Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, maha segalanya, DIA lah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela".

Dalam analisisnya, Reza menjelaskan bahwa medsos cenderung membuat penggunanya menjadi impulsif.

BACA JUGA: Reza Indragiri Menilai Twit Ferdinand, Cermati Kalimat Terakhir

Menurut Reza, bila dahulu orang masih memiliki pengendalian diri, tetapi ketika medsos hadir, mikrofon sekaligus tong sampah itu menjadi berada dalam genggaman.

"Kapan pun penggunanya bisa seketika berteriak atau membuang ludah," ucap penyandang gelar MCrim (Forpsych-master psikologi forensik) dari Universitas of Melbourne Australia itu dikonfirmasi JPNN, Kamis (6/1).

BACA JUGA: Kombes Ibrahim Tompo Beri Info Penting soal Kasus Denny Siregar, Ternyata

Terlebih lagi ada studi yang menemukan bahwa penggunaan medsos mengakibatkan  kecemasan, depresi, insomnia, gangguan bipolar, bahkan memunculkan dorongan bunuh diri.

"Makin sering bermedsos, semakin menjadi-jadi guncangan kejiwaannya. Persepsi terhadap realitas menjadi menyimpang. Kendali diri pun niscaya kian anjlok," tutur Reza Indragiri.

Akibatnya, kata sarjana psikologi dari UGM Yogyakarta itu, pengguna medsos tidak lagi cukup awas terhadap dampak yang mungkin ditimbulkan oleh cuitannya.

"Namun, betapa pun ada dinamika sedemikian rupa, para perusuh di medsos tetap harus diproses hukum. Mereka tetap waras untuk dimintai pertanggungjawabannya secara pidana," kata Reza.

Pria asal Indragiri Hulu, Riau berpendapat apa pun motifnya, bagaimanapun suasana batinnya, cuitan Ferdinand bikin gaduh dan berpotensi kuat memecah belah masyarakat.

Apa lagi ketika substansi pesan yang ditulis tidak tertuju kepada individu tertentu, melainkan menyasar secara pukul rata kepada kaum berdasarkan ikatan-ikatan primordial tertentu.

BACA JUGA: Bu Mega Dikabarkan Meninggal, Hasto Kristiyanto Mengambil Langkah Tegas

"Maka inilah ujaran kebencian. Polisi tentu perlu investigasi kemungkinan-kemungkinannya," ucap Reza Indragiri. (fat/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler