Analisis BIN soal Vaksin Nusantara

Sabtu, 27 Februari 2021 – 16:01 WIB
Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto Wawan Purwanto. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto menyambut baik hadirnya pengembangan Vaksin Nusantara yang digagas mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, bersama tim peneliti di laboratorium RSUP dr. Kariadi Semarang dan Universitas Diponegoro (Undip).

Menurut Wawan, jika Vaksin Nusantara dapat diberikan pada pasien komorbiditas, maka ini akan memecahkan satu masalah penting penanganan Covid-19 di Indonesia.

BACA JUGA: Laksanakan Arahan Jenderal (Purn) Budi Gunawan, BIN Bergerak, Warga Dites Usap

“Vaksin Nusantara merupakan solusi yang ditawarkan bagi pasien komorbiditas. Jadi, Pak Terawan dengan Undip diharapkan bersama semua dapat bersinergi,” kata Wawan “Beranda Ruang Diskusi" bertema "Setahun Pandemi, Apa Kabar Vaksin Anak Bangsa?" yang dipandu Eko Ardiyanto dan digelar secara virtual, Jumat (26/2) siang.

Wawan menjelaskan BIN terlibat sejak awal untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia, termasuk mendukung pengembangan vaksin karya anak bangsa.

BACA JUGA: Sultan: Tim Riset dan Pengembangan Vaksin Nusantara Pantas Diberikan Rasa Hormat

Ia mencontohkan, BIN berperan menghadapi Covid-19 bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada untuk pengembangan testing GeNOse dan riset virus di Indonesia.

Wawan menambahkan BIN bekerja sama dengan TNI AD dan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya untuk pengembangan obat Covid-19.

BACA JUGA: Lihat Insan Pers Disuntik Vaksin Covid-19, Pak Jokowi Ucap Hamdalah

“BIN bersama Eijkman (kerja sama) untuk memperbesar testing Covid-19, dan pengembangan vaksin Merah Putih,” ungkap anak buah Kepala BIN Jenderal (Purn) Budi Gunawan ini.

Ketua Umum Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia Eko Galgendu menyatakan pandemi Covid-19 bisa saja merupakan senjata dari negara kuat untuk menguasai negara lain.

Menurutnya, pemerintah pusat termasuk BIN harus mencermati perkembangan geopolitik global agar dapat menangani pandemi secara baik.

“Kami berpikir dan mengkaji bagaimana kalau kemudian Covid-19 dipakai sebagai suatu senjata oleh negara kuat dan memainkan sebagai senjata penghancur massal untuk memenangkan dunia,” katanya.

“Maka mereka juga akan melakukan segala cara dan propagandanya dengan media dengan memunculkan devide et impera yang kini benar-benar terjadi,” jelasnya.

Ia pun mendorong agar pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat bisa bersatu dalam satu komando kepala negara.

Sebab, ujar dia, permasalahan kini adalah masalah global dengan negara-negara kuat di dunia.

Eko menegaskan bahwa persoalan pandemi ini sangat tidak sederhana. Karena itu, kata Eko, mengkaji persoalan Covid-19 sangat sulit, karena banyak pokok-pokok permasalahannya.

“Saya ingat perkataan Pak Dahlan Iskan ketika dokter melarang dipakainya vaksin buatan anak bangsa. Maka saya akan mempertanyakan program membumi Presiden Jokowi, karena konsep membumi itu ialah berimporovisasi dengan segala perkembangan,” tutup Eko. (boy/jpnn)

 

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler