Analisis Black Box Bisa Bertahun-tahun

Kamis, 08 Januari 2015 – 04:48 WIB
Black Box. Foto: Int/Ist

jpnn.com - JAKARTA - Penemuan ekor pesawat ini tentu menjadi angin segar bagi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Pasalnya, black box sebuah pesawat terletak di bagian ekor sebuah pesawat.

Dengan demikian, muncul harapan besar dua black box pesawat Air Asia QZ8501 berada tak jauh dari ekornya.

BACA JUGA: Lima Bandara Ini Disasar Tim Investigasi

Saat dikonfirmasi atas temuan ekor pesawat ini, Ketua Investigator Air Asia dari KNKT Prof Mardjono mengatakan beberapa kapal yang memiliki alat pinger locater telah merapat untuk membantu pencarian black box. Lalu, apakah sudah ada hasil yang menggembirakan?

Menjawab pertanyaan itu, akAdemisi asal Institut Teknologi Bandung (ITB) itu tidak memberikan jawaban pasti. Ia tidak membenarkan adanya temuan. Namun juga tidak tegas menampik.

BACA JUGA: Istana Tunggu Usulan Nama Calon Jubir Presiden

"Ekornya kan di sana. Kita tahu dari gambar bagian itu. Lalu kita juga punya gambar detail air bus. Black box seharusnya di situ. Kalau saya bilang belum menemukan.. Saya belum pegang. Tapi saya tahu di situ," ujarnya saat ditemui di kantor KNKT kemarin.

"Janganlah mengecewakan rakyat lah kalau bilang belum ditemukan," sambungnya.

BACA JUGA: Jadi Kandidat Jubir Presiden, Ini Tanggapan Johan Budi

Mardjono pun menjelaskan proses yang dilakukan jika black box telah ditemukan. Pertama, black box yang terdiri dari dua macam itu, yakni cocpit voice recorder (CVR) dan Flight Data Recorder (FDR) akan didownload datanya. Data tersebut tersimpan rapi dalam flashcard di dalam black box.

Untuk data dalam CVR, terdapat rekaman pembicaraan selama dua jam terakhir penerbangan di dalam pesawat oleh pilot dan staf. Sementara, untuk FDR berisi catatan pergerakan pesawat selama 24 jam terakhir.

"Jadi nanti setelah di-download maka akan kita terjemahkan. Karena kan isinya kode-kode untuk yang FDR. Ada sofwarenya. Setelah kita terjemahkan maka akan ketahuan detail pergerakan pesawat. Apakah dia menukik dan sebagainya," urainya.

Sementara, lanjut dia, dari data yang ada dalam CVR akan diteliti human factor yang mungkin ada dalam pembicaraan di dalam pesawat. Misalnya, nada bicara pilot apakah terjadi kecemasan dan sebagainya.

Dari data FDR, akan ada banyak parameter untuk melakukan evaluasi pada penerbangan pesawat rute Surabaya-Singapura ini. Parameter itu meliputi arah pesawat, ketinggian pesawat, kecepatan, waktu terbang, power mesin dan lainnya. Kendati demikian, penyelidikan akan difokuskan pada data relevan yang mengacu pada kecelakaan pesawat.

Pria yang hobi cycling ini mengatakan, proses ini tidak dapat dilakukan dalam proses singkat. Sebab, keakuratan evaluasi akan menjadi rekomendasi seluruh penerbangan di dunia. Karenanya, biasanya proses bisa diselesaikan dalam waktu satu tahun. Bahkan ada pula yang bertahun-tahun.

"Nanti hasil akan kita berikan ke presiden dan seluruh lembaga terkait. Jadi tentu tidak boleh tergesa-gesa. Dan data ini akan kita rahasiakan hingga seluruh evaluasi selesai. Tidak bisa setengah-setengah," pungkasnya.

Terkait banyaknya pihak yang menjadikan proses pencarian sebagai ajang unjuk diri, Mardjono tidak mempermasalahkan. Baginya dan tim, itu sah-sah saja. "Yang penting kami terus bekerja," tuturnya.

Sementara itu, hingga hari ini pihak KNKT sendiri telah mengumpulkan beberapa barang bukti untuk dijadikan bahan evaluasi. Yakni, dokumen pesawat, laporan cuaca saat terbang, potongan pembicaraan pilot dengan ATC Jakarta, data muatan pesawat.

Kemudian, data pribadi pilot yang terdiri latihan-latihan pilot dan kegiatan pilot sejak 3 bulan lalu. (mia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jenazah Ajaib Itu Rencananya Diterbangkan ke Surabaya Hari Ini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler