Analisis Ketua MK soal Pancasila, Bung Karno, Megawati dan Jokowi

Rabu, 21 Juni 2017 – 20:40 WIB
Garuda Pancasila. Foto/ilustrasi: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Arief Hidayat menyatakan bahwa ada hubungan yang kuat antara Islam dengan Pancasila. Menurutnya, Pancasila tak terlepas dari pengalaman spirutual Bung Karno sebagai muslim.

Arief mengatakan hal itu saat menyampaikan kata sambutan pada acara Haul Bung Karno ke-47 dan peluncuran buku berjudul Bung Karno, Islam dan Pancasila karya politikus PDI Perjuangan Ahmad Basarah di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (21/6).

BACA JUGA: Megawati: yang Penting Mbak Puan Menko

Di acara yang juga dihadiri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu Arief menuturkan, pada malam sebelum sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) 1 Juni 1945, Bung Karno berdoa. Arief menjelaskan, Proklamator RI itu dalam doanya benar-benar bermunajat agar Allah SWT memberi ilham tentang dasar-dasar bagi Indonesia ketika menjadi sebuah bagsa merdeka.

“Ya Allah, Ya Rabbi! Berikanlah ilham kepadaku. Besok pagi (1 Juni 1945, red)aku harus berpidato mengusulkan dasar-dasar Indonesia merdeka" ujar Arief menirukan doa Bung Karno.

BACA JUGA: Horeee... Tarif Listrik dan Gas 3 Kg Tak Akan Naik Hingga Akhir Tahun

Guru besar ilmu hukum di Universitas Diponegoro itu menambahkan, doa Bung Karno sebelum berpidato di sidang BPUPK menujukkan tokoh berjuluk Putra Sang Fajar tersebut sebagai muslim yang benar-benar beriman pada Allah. “Hingga akhirnya tercetus Pancasila,” sambung Arief.

Lebih lanjut Arief menyebut ada tanda-tanda zaman yang terkandung dalam Pancasila dengan Presiden RI pertama itu. Arief bahkan mengaitkan Pancasila dengan Bung Karno danMegawati Soekarnoputri.

BACA JUGA: Panjang Umur, Pak Jokowi...

“Presiden Pertama adalah Bung Karno. Sedangkan Presiden RI Kelima adalah putrinya, Ibu Megawati,” kata Arief yang langsung disambut aplaus.

Selanjutnya, Arief menyinggung soal Presiden RI Joko Widodo. Kebetulan, tanggal kelahiran presiden yang beken dengan sebutan Jokowi itu sama dengan tanggal wafatnya Bung Karno. Yakni sama-sama 21 Juni.

Arief mengatakan, kebetulan Jokowi menjadi Presiden RI Ketujuh. Dalam Bahasa Jawa, tujuh berarti pitu.

“Pitu itu berarti pitulungan (pertolongan, red). Saya percaya bangsa ini selalu memperoleh pertolongan,” katanya.

Sedangkan mantan Ketua MK Moh Mahfud MD menyebut Bung Karno sebagai pemikir Islam terkemuka. Sebab, pemikiran-pemikiran Bung Karno tentang Islam dan negara sangat progresif.

“Tidak tepat menyebut Bung Karno penganut sekularisme, apalagi anti pada ide negara dan agama terutama Islam,” ujar Mahfud.

Anggota Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) itu menegaskan, Bung Karno mampu membangun pesenyawaan yang harmonis antara negara dan agama. “Persenyawaan yang harmonis antara Islam dan negara itu ada pada Pancasila,” tegasnya.(boy/ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Idulfitri Momentum Sucikan Diri Dari Radikalisme


Redaktur : Antoni
Reporter : Antoni, Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler