jpnn.com, JAKARTA - Anggota Ombudsman RI Adrianus Eliasta Meliala menganalisis peritiwa tewasnya enam laskar Front Pembela Islam (FPI) saat berhadapan dengan kepolisian di Tol Jakarta-Cikampek, Senin (7/12) kemarin.
Ia secara pribadi memprediksi kondisi yang terjadi saat ini tak terhindarkan, di mana terjadi pro dan kontra di tengah masyarakat terkait siapa yang benar dan siapa yang salah.
BACA JUGA: Usut Kasus Tewasnya 6 Laskar FPI, Polisi Garap 14 Saksi
Apalagi kemudian ada perbedaan pendapat antara pihak kepolisian dan Front Pembela Islam.
"Jadi, ketika ada suatu situasi di mana kepolisian tengah melakukan tugas, kemudian ada semacam perlawanan, maka eskalasinya memang bisa ke mana-mana," ujar Adrianus pada program Podcast JPNN.com, yang bisa disaksikan di laman YouTube JPNN.com.
BACA JUGA: Duarr!! Honda Vario Tiba-Tiba Terbakar, Pengunjung SPBU Panik
Menurut pria yang juga kriminolog Universitas Indonesia itu, eskalasi bisa ke mana-mana karena pihak yang anggotanya terbunuh tentu tidak bisa menerima begitu saja.
"Saya menyayangkan hal ini terjadi, terlepas dari konteks FPI dan kinerjanya dan Polri dengan kiprahnya, saya sih berharap tak ada insiden ini."
BACA JUGA: Pulang dari Dubai, Jumiati Langsung Didatangi Tim Kejaksaan, Ternyata..
"Namun ketika terjadi, saya khawatir eskalasinya bisa ke mana-mana," ucapnya.
Ditanya terkait apa sebenarnya yang terjadi? Adrianus secara jujur mengakui belum bisa menganalisis.
Ia memilih bersikap sama seperti masyarakat pada umumnya, menunggu lebih jauh.
Namun demikian, Adrianus menyatakan mendapat kabar, pihak kepolisian masih memiliki sejumlah bukti-bukti lain yang belum bisa dibuka ke publik, untuk memperjelas peristiwa yang sebenarnya terjadi.
"Apakah ini memang sesuatu yang berlebihan dari kepolisian, atau sudah dapat dianggap sebagai respons yang tepat, biarlah nanti fakta yang berbicara," pungkas Adrianus.(gir/jpnn)
VIDEO: Analisis Insiden FPI vs Polri, Siapa Salah?
Redaktur & Reporter : Ken Girsang