Analisis Pakar Psikologi Forensik tentang Perilaku Gilang Bungkus, Apa Itu Fetish?

Sabtu, 01 Agustus 2020 – 10:34 WIB
Fantasi menyimpang bungkus kain jarik pocong. Foto: screenshot Twitter

jpnn.com, JAKARTA - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel ikut menanggapi perilaku Gilang Bungkus, yang dikaitkan dengan fenomena fetihs.

Menurut Reza, fetish sangat banyak ragamnya. Inti fetish adalah bagaimana seseorang bisa mengalami keterangsangan seksual dengan objek-objek yang tidak lazim.

BACA JUGA: Heboh Gilang Bungkus, Apa yang Dimaksud Fetish?

Tindakan bungkus membungkus manusia yang dilakukan salah seorang oknum mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) bernama Gilang itu, kata Reza, bisa dikategorikan sebagai fetishistic disorder; keterangsangan seksualitas yang tak lazim. 

"Menjadi gangguan (fetishistic disorder) ketika obsesi semacam itu menghilangkan kemampuan yang bersangkutan bisa untuk terangsang dengan cara/objek yang wajar. Dengan kata lain, dia bisa menikmati sensasi seksual hanya dengan cara atau objek yang tidak lazim tersebut," kata Reza ketika dimintai tanggapan atas viralnya pengakuan para korban yang diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh Gilang Bungkus, Sabtu (1/8).

BACA JUGA: Cyber Polda Jatim Mulai Usut Akun Medsos Gilang Bungkus

Pria asal Indragiri Hulu, Riau ini menyebutkan bahwa ada sejumlah teori yang bisa diacu.

Salah satunya, dan mungkin relevan dengan fetish  adalah perasaan inferior. Dia tak percaya diri akan maskulinitasnya, merasa takut, dan serbaneka perasaan inferior lainnya.

BACA JUGA: Para PPPK, Mari Berdoa agar Harapan Rikrik Bisa Terwujud

"Bentuk fetish yang menjadi obsesinya, dengan demikian, dapat dipahami sebagai bentuk kompensasi atas kelemahan-kelemahannya tersebut. Fetish terjadi pada banyak orang. Sekali lagi, bedakan dengan fetishistic disorder," jelas Reza.

Pada kasus Gilang Bungkus, master psikologi forensik Indonesia pertama yang mendapat gelar MCrim (Forpsych) dari University of Melbourne, Australia, ini khawatir sudah terjadi pelecehan seksual.

Modusnya adalah grooming behavior, mendekati target sehingga target mau melakukan apa yang dia minta.

"Apalagi jika yang bersangkutan berpura-pura riset, maka semakin jelas tipu muslihatnya. Inilah grooming behavior sebagai jalan bagi dia untuk menyalurkan hasrat seksualnya," ucap Reza.

Oleh karena itu, dengan dasar berpikir demikian, Reza mendorong agar kepolisian patut menginvestigasi berbagai tindakan Gilang yang telah dilakukan terhadap para pihak yang diduga sebagai korbannya.

"Ini bukan semata-mata tentang orang dengan kondisi psikis yang tidak wajar, tetapi boleh jadi sudah mengandung unsur pidana," kata Reza.

Terakhir, dia menyebutkan bahwa dalam melakukan aksinya, Gilang memang punya kecenderungan menyasar target berjenis kelamin yang sama.

"Maka, boleh jadi ada masalah orientasi homoseksual. Ini juga tidak bisa diabaikan begitu saja," tandasnya. (fat/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler