Analisis soal Duet Anies - Ahok atau dengan Kaesang, Ada Kata Dendam

Minggu, 23 Juni 2024 – 10:38 WIB
Anies Baswedan. Foto/arsip : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Kolumnis kondang Dahlan Iskan menyampaikan analisis soal siapakah pasangan Anies Baswedan sebagai calon Gubernur Jakarta.

Dalam esai edisi Minggu (23/6), Dahlan menyebut figur yang akan terpilih tergantung pada Anies dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

BACA JUGA: Ridwan Kamil Enggak Bakal Menang Melawan Anies di Pilkada Jakarta

"Terutama dengan partai yang manakah PKB akan berpasangan," kata Dahlan dalam esai berjudul Anies Ahok tersebut.

Menurut Dahlan, kalau PKB pilih berpasangan dengan Gerindra, mungkin Kaesang Pangarep yang dijodohkan.

BACA JUGA: Analisis Reza Indragiri soal Hasil Pemeriksaan Iptu Rudiana Menyentil Polri

Sementara, bila PKB bergandeng dengan PDI Perjuangan bisa jadi Ahok yang jadi wakil.

Kemudian, andaikan PKB kembali berkoalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), mungkin partai itu minta jatah wakil.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Jegal Anies Maju Pilkada DKI? Ketum Solmet Bilang Begini

"Bahwa PKB-lah yang mencalonkan Anies, itu saja sudah menarik," lanjutnya.

Langkah PKB itu menurutnya bisa dilihat sebagai kerukunan golongan Islam modernis -Anies adalah Himpunan Mahasiswa Islam- dengan Islam tradisionalis: PKB adalah gerbong para alumni PMII, organisasi mahasiswa Nahdlatul Ulama (NU).

Dari sudut Anies, kata Dahlan, mungkin akan pilih punya wakil dari PKS --sesama dari kalangan modernis.

Akan tetapi, sangat mungkin Anies tidak menolak Ahok. Sebab, eks gubernur DKI Jakarta itu adalah orang yang sangat moderat.

Namun, untuk berpasangan Kaesang putranya Presiden Joko Widodo (Jokowi), Dahlan menilai Anies mungkin bakal menolak.

"Anies tidak akan mau dikonotasikan sebagai orang yang bisa menerima politik dinasti," ujar Dahlan.

Dari sudut pandang PKB, Dahlan menilai parpol pimpinan Muhaimin Iskandar itu mungkin akan memilih bergandengan dengan PDI Perjuangan.

"Berarti PKB akan menggandengkan Anies dengan Ahok. PKB mungkin melihat peluang Anies menang akan sangat besar kalau berpasangan dengan Ahok," tuturnya.

Di sisi lain, bila Anies berpasangan dengan wakil dari PKS, mungkin saja juga bisa menang, tetapi harus kerja keras.

"Pemilih Anies dan pemilih PKS adalah orang yang sama. PKB tentu tidak akan keberatan untuk berpasangan dengan Gerindra dan Kaesang-nya, tetapi Anies yang rasanya tidak akan mau," tulisan Dahlan.

Kalau Anies berpasangan dengan Ahok apakah Anies akan kehilangan pemilih fanatiknya --dari kalangan Islam?

Untuk menjawab pertanyaan itu, Dahlan mengaku telah menghubungi satu sumber yang memenuhi tiga kategori sekaligus: pendukung fanatik Anies, Islam taat, wanita emak-emak.

Dahlan lantas mengajukan pertanyaan; apakah dia akan tetap memilih Anies kalau berpasangan dengan Ahok?

"Setelah keluar dari penjara rasanya Ahok sudah lebih kalem, ya?," demikian Dahlan menulis jawaban perempuan itu.

Dari jawaban spontan itu, kata Dahlan, terlihat tidak ada lagi antipati pada Ahok.

"Rasanya dia belajar banyak dari penjara," Dahlan meneruskan ucapan sumbernya itu.

Menurut Dahlan, bila Anies - Ahok berpasangan maka fenomena Mega-Bintang terulang lagi.

Akan tetapi, bintangnya bukan PPP lagi, melainkan PKB. Lalu Arab-Islam berpasangan dengan Tionghoa-Kristen. "Sangat unik untuk masa depan Indonesia," ucap Dahlan.

Dahlan juga mengatakan kalau sekali ini Anies menang lagi di Pilgub Jakarta, kansnya untuk terpilih sebagai capres lima tahun lagi sangat besar.

Umur Anies juga masih lebih muda: baru 60 tahun saat itu nanti. Jauh lebih muda dibanding saat Prabowo Subianto terpilih sebagai presiden: 73 tahun.

"Anies tentu punya banyak 'dendam' yang belum terlampiaskan di Jakarta. Banyak waktunya sebagai gubernur Jakarta yang lalu habis untuk Covid," tulisan Dahlan.(disway/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler