jpnn.com, JAKARTA - Ahli psikologi forensik Reza Indragiri Amriel mengomentari kasus penganiayaan terhadap tersangka kasus penistaan agama Muhammad Kece oleh sesama tahanan di Rutan Bareskrim Polri.
Menurut Reza, memang sulit menciptakan lingkungan rutan atau lapas yang sepenuhnya bersih dari kekerasan.
BACA JUGA: Irjen Napoleon Tulis Surat Terbuka Soal Penganiayaan Muhammad Kece, Begini Isinya
"Saking maraknya perilaku agresif di dalamnya, sampai-sampai ilmuwan menggunakan istilah prison mindset dan prison culture. Kekuatan, kekuasaan, dominasi, dan sejenisnya, itulah aturan main di sana (rutan dan lapas, red)," kata Reza kepada JPNN.com, Minggu (19/9).
Peraih gelar MCrim (ForPsych) dari University of Melbourne, Australia, itu menyodorkan analisisnya soal penyebab kekerasan marak di penjara maupun rutan di tanah air.
BACA JUGA: Muhammad Kece Dihajar Napoleon Bonaparte, Bareskrim Bergerak Periksa Sejumlah Saksi
"Ruangannya bukan berupa sel (satu ruangan diisi seorang), melainkan dormitory (asrama), maka kemungkinan terjadinya benturan memang terbuka setiap saat," ujar Reza
Oleh karena itu, katanya, sosok yang kuat di penjara maupun rutan pun menjadi penguasa. "Konsekuensinya, ya, alami saja, yang kuat menang, yang lemah babak belur," sambung Reza.
BACA JUGA: Wanita Perkosa Pria ABG, Simak Analisis Bang Reza Indragiri
Sebelumnya, tersangka kasus ujaran kebencian dan penistaan agama Muhammad Kosman alias Muhammad Kece diduga dianiaya di Rutan Bareskrim Polri.
Terduga pelaku penganiayaan itu ialah mantan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri Irjen Napoleon Bonaparte.
Akibat peristiwa itu, Muhammad Kece langsung dilarikan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Namun, Muhammad Kece tidak mengalami luka yang serius.(cr1/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
BACA ARTIKEL LAINNYA... Profil Muhammad Kece, Bernama Asli Kosman, Murtadkan Banyak Warga
Redaktur : Antoni
Reporter : Dean Pahrevi