Analisis Stanislaus Riyanta Tentang Calon Kuat Pengganti Jenderal Idham Azis

Selasa, 01 Desember 2020 – 08:15 WIB
Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta. Foto: Dokpri for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Detik-detik menjelang pergantian Kapolri makin dekat. Kapolri Jenderal Idham Aziz akan mengakhiri tugasnya sebagai anggota Polri pada Januari 2021 sehingga waktu untuk mempersiapkan calon Kapolri sudah tiba.

Tentu saja dinamika politik, hukum dan keamanan akan menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap siapa calon yang paling layak dan diusulkan oleh Presiden.

BACA JUGA: Jenderal Idham Azis Dinilai Kurang Sensitif Atas Insiden Teror di Sigi

Saat ini terdapat beberapa perwira tinggi Polri dengan pangkat Komisaris Jenderal (bintang tiga) yang potensial untuk menjadi calon Kapolri pengganti Idham Aziz.

Beberapa nama yang sudah beredar di publlik antara lain adalah Komjen Listyo Sigit Prabowo yang saat ini menjabat Kabareskrim, alumni Akpol 1991, dengan masa dinas hingga 2027.

BACA JUGA: Teroris Bantai Satu Keluarga di Sigi, Jokowi Keluarkan Instruksi untuk Jenderal Idham Azis

Selain itu, Komjen Rycko Amelza Dahniel yang menjabat sebagai Kabaintelkam, peraih Adhi Makayasa Akpol 1988 ini masa dinas hingga 2024. Selanjutnya, Komjen Agus Andrianto, saat ini menjabat sebagai Kabaharkam, alumni Akpol 1989, dengan masa dinas hingga 2025.

Satu nama di luar institusi Polri yang akhir-akhir ini makin menguat sebagai kandidat Kapolri adalah Komjen Boy Rafli Amar. Boy Rafli sekarang menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BBNPT).

BACA JUGA: Pemuda Katolik Mengutuk Keras Kejahatan Sadis di Sigi

Komjen Boy Rafli Amar cukup populer di kalangan masyarakat di saat menjabat sebagai Kadiv Humas Polri, alumni Akpol 1988 ini masa dinas aktif hingga 2023.

Sosok lainnya adalah Komjen Gatot Eddy Pramono, yang menjabat sebagai Wakapolri, alumni Akpol 1988, dengan masa dinas aktif hingga 2023. Kemudian, Komjen Agung Budi Maryoto, saat ini menjabat sebagai Irwasum Polri, alumni Akpol 1988, dengan masa dinas aktif hingga 2023.

Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta menilai Komjen Boy Rafli Amar adalah salah satu perwira tinggi Polri yang sangat potensial untuk menjadi Kapolri.

Dengan berbagai dinamika politik, hukum dan keamanan yang terjadi saat ini terutama isu-isu intoleran dan radikalisme terorisme maka sosok Boy Rafli Amar sangat tepat jika dipilih menjadi Kapolri.

“Kemampuan Boy Rafli Amar sebagai anggota Polri dapat dilihat dalam rekam jejak jabatannya yang cukup baik. Selain itu masa kerja yang masih 3 tahun cukup ideal untuk menjabat sebagai Kapolri. Masa kerja ini tidak terlalu pendek dan tidak terlalu panjang. Dengan masa kerja yang ideal maka program kerja dapat dilaksanakan dengan baik dan sistem kaderisasi tetap terjaga," kata Stanislaus kepada JPNN, Selasa (1/12/2020).

Pertimbangan lain yang disampaikan oleh Stanislaus adalah adanya isu kedekatan dengan pihak tertentu. Isu ini harus ditepis dengan menunjuk figur yang netral dan bebas dari kedekatan dengan pihak tertentu.

“Boy Rafli Amar bebas dari isu kedekatan dengan kubu tertentu yang sering disebut-sebut oleh publik. Pejabat publik yang bebas dari isu kedekatan dengan kubu tertentu akan lebih optimal dan total dalam bekerja terutama untuk kepentingan bangsa dan negara," ujar kandidat doktor dari Universitas Indonesia (UI) tersebut.

Stanislaus juga menjelaskan, Polri perlu menguatkan hubungan dengan masyarakat sipil. Jika Kapolri terpilih nantinya mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dan membangun hubungan baik dengan masyarakat sipil tentu ini akan semakin memudahkan Polri untuk bertugas.

“Tidak ada yang meragukan sosok Boy Rafli Amar dalam komunikasi dan menjalin hubungan dengan masyarakat sipil. Boy Rafli Amar yang sangat populer dan dikenal oleh publik pada saat menjadi Kadiv Humas Polri tentu akan lebih mudah diterima oleh masyarakat," ungkap Stanislaus.

Mengingat situasi politik hukum dan keamanan yang makin dinamis, maka Stanislaus berharap agar Kapolri yang terpilih nanti mendapat kepercayaan dari publik yang tinggi dan dapat membuat situasi kamtibmas semakin kondusif.

"Tentu saja semua hal tersebut kembali kepada Presiden yang mempunyai hak prerogatif untuk mengusulkan dan melantik Kapolri baru pengganti Idham Aziz," pungkasnya.(fri/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler