jpnn.com, PADANG - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mendapat kesempatan membeberkan salah satu program daerahnya yang cukup membuat banyak kepala daerah penasaran, Smart Kampung. Apa itu?
Dalam dialog bersama sejumlah tokoh pada rangkaian Hari Pers Nasional di Padang, Rabu (7/2) malam, Anas mengungkap, kunci pembangunan nasional berada di desa.
BACA JUGA: Bupati Anas Buka Rahasia Keberhasilan Pariwisata Banyuwangi
"Strategi pembangunan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla yang fokus ke perdesaan, melalui dana desa dan program padat karya untuk mengintensifkan peredaran uang di desa, sudah sangat tepat. Nah, tugas pemerintah daerah menyokongnya dengan program-program penguat,” ujar Anas.
Dia menyebutkan, pemkab Banyuwangi mengembangkan program Smart Kampung dengan tujuh kriteria. Di antaranya pelayanan publik berbasis teknologi informasi. Saat ini, sudah 130 desa teraliri internet berbasis serat optik dari 189 desa. ”Memang belum semua, tapi bertahap ini dilakukan. Kami fasilitasi dengan alokasi dana desa,” tutur Anas.
BACA JUGA: Humas MPR Berpartisipasi Dalam Pameran HPN 2018
Berkat TI, pelayanan publik lebih cepat dilakukan di desa. Hampir seluruh dokumen yang dulu mensyaratkan perizinan tingkat kecamatan, kini bisa dilakukan di desa. Termasuk dokumen untuk akses total layanan kesehatan bagi warga miskin.
”Dokumen akses total kesehatan itu kalau di sistem informasi Kementerian PAN-RB, butuh tiga hari karena harus izin kecamatan, lalu bupati ke dinas terkait. Tapi dengan Smart Kampung, cukup beberapa jam karena datanya yang berjalan, bukan orangnya,” kata Anas.
BACA JUGA: Lagi! Dapat Nilai A, SAKIP Banyuwangi Terbaik di Indonesia
“Ini bagi warga kota mungkin sepele, tapi bagi warga desa sangat berarti. Bayangkan mereka urus dokumen harus ke kecamatan dan kota yang jauh, pinjam motor tetangga, meninggalkan sawah,” imbuh Anas.
Selain pelayanan publik, Smart Kampung mensyaratkan agenda lain. Pendidikan, misalnya, dengan kursus bahasa asing gratis yang tiap tahun dinikmati 2.600 warga desa.
”Lalu Kampung e-Learning, pembelajaran desa berbasis digital kolaborasi Banyuwangi dengan startup teknologi pendidikan berkelas internasional. Bulan ini kami luncurkan,” papar Anas.
Banyuwangi juga mengintegrasikan program Garda Ampuh (Gerakan Angkat Anak Muda Putus Sekolah) dengan desa. Ada tabungan ribuan pelajar desa Rp 1 juta per siswa, serta bantuan uang saku tiap hari dan biaya transportasi yang difokuskan di desa-desa di empat kecamatan dengan potensi kemiskinan tinggi. ”Juga integrasi Puskesmas dan desa untuk jemput, rawat warga miskin yang sakit,” ucap Anas.
Dalam diskusi dan dialog ini, hadir sejumlah tokoh antara lain Ketua DPD Oesman Sapta Odang, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Sandjojo, Wagub Sumatera Barat Nasrul Abit, dan Ketua Komite I DPD Ahmad Muqowam. Diskusi juga diikuti jajaran pemerintahan se-Sumbar. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelajar Tak Mampu di Banyuwangi Dapat Tabungan dan Uang Saku
Redaktur : Tim Redaksi