jpnn.com - JAKARTA - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum mengucapkan terima kasih kepada Susilo Bambang Yudhoyono sebelum diboyong ke Rumah Tahanan Kelas I Jakarta Timur cabang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (10/1).
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indo Barometer, M. Qodari mengatakan, ucapan terima kasih itu mengarah kepada peristiwa yang terjadi selama ini. Anas merasa proses hukum yang terjadi kepadanya bukan murni kasus hukum tapi sebuah proses yang ada unsur politiknya.
BACA JUGA: PPI Pertanyakan Lamanya Proses Penahanan Anas
"Dari awal Anas mengatakan saya ini ketua umum yang tidak dikehendaki maka kemudian akan disingkirkan dengan segala macam cara," kata Qodari dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (11/1).
Meski begitu, Qodari yakin, Anas tidak akan mengorbankan partai yang dibesarkannya dengan membongkar kasus yang ada di Demokrat. "Saya kira tidak. Dia (Anas) hanya ingin mengatakan bahwa dirinya ini tidak bersalah, apa yang terjadi pada dirinya adalah proses konspirasi politik karena itu dia merasa benar," ucapnya.
BACA JUGA: Kaitkan Penembakan Bogor dengan Teroris
Qodari mengatakan, Anas pernah memiliki hubungan mesra dengan SBY. Pada tahun 2009 lalu, Anas pernah menerbitkan buku berjudul Bukan Sekadar Presiden-Daya Gugah SBY sebagai Seorang Pemimpin.
"Ini masa di mana hubungan SBY dengan Anas mesra sekali dan Anas menyanjung Pak SBY. Dan pada hari ini Anas merasa SBY termasuk orang yang berada di belakang penahanan dia. Itu ironinya saya kira," pungkasnya.
BACA JUGA: Anas Ditahan, Demokrat Lega
Seperti diketahui, Anas merupakan tersangka kasus dugaan penerimaan hadiah dalam proses perencanaan Hambalang atau proyek-proyek lainnya. Anas ditetapkan sebagai tersangka sejak 22 Februari 2013 lalu.
Ia diduga menerima Toyota Harrier dari PT Adhi Karya pada saat menjabat anggota DPR tahun 2009 lalu. Anas ditahan sejak 10 Januari 2014 di Rumah Tahanan Kelas I Jakarta Timur cabang KPK. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Dongkrak Suara Partai
Redaktur : Tim Redaksi