Anas Janji Akan Pelajari Audit Forensik

Minggu, 25 Desember 2011 – 00:17 WIB

JAKARTA - Ditanya siapa inisial HEW dalam laporan Audit Forensik Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap keuangan Bank Century yang menemukan transaksi fiktif, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum menjawab diplomatis.

"Saya  belum membaca hasil audit forensik ituJadi, saya tentu harus memelajari itu," kata Anas, di lapangan futsal Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu (24/12).

Seperti diketahui Audit Forensik BPK terhadap keuangan Bank Century juga menemukan transaksi fiktif yang diduga melibatkan kerabat Cikeas

BACA JUGA: Lagi, Anas Sebut Nazar Mengarang dan Berbohong

Ada inisial HEW dalam laporan BPK, yang disebut-sebut mengarah pada nama Hartanto Edhie Wibowo.

Hartanto yang kini tercatat sebagai anggota DPR RI adalah adik Ibu Negara, Ani Yudhoyono
Transaksi Hartanto itu juga melibatkan istrinya, Satya Komala Sari yang dalam laporan BPK ditulis dengan inisial SKS.

Dari hasil audit forensik BPK atas keuangan Century yang diserahkan ke DPR, Jumat (23/12), ditemukan setoran tunai atau aplikasi pengiriman uang oleh Hartanto dan Satya Komala Sari dari Bank Century Cabang Pondok Indah  sebesar Rp 453 juta pada 25 Januari 2007

BACA JUGA: Tolak Referendum dan Pengibaran Bendera OPM

Uang itu ditransfer dadi Bank Century Pondok Indah ke BCA cabang Times Square, Cibubur
Ditemukan pula transfer oleh Hartanto sebesar Rp 368 juta pada 30 Juli 2007 dari Bank Century Pondok Indah ke BCA Time Square Cibubur.

Sedangkan pada 22 November 2007, atas nama Hartanto pula ada transfer Rp 469 juta dari Bank Century Pondok Indah ke BII cabang Mangga Dua psebesar Rp 469 juta

BACA JUGA: Datang Rapat Sekaligus Sidak

Aplikasi setoran itu ditandatangani oleh customer service Vank Century Pondok Indah berinisial DW.

Dari aplikasi setoran disebutkan bahwa dana yang disetor tersebut berasal dari penukaran valas ke dalam rupiah di Bank Century cabang Pondok Indah yang dilakukan oleh staf marketing BC berinisial AFRMasing-masing sebesar USD45 ribu, USD35 ribu dan USD 45 ribu.

Namun penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa dalam buku catatan mengenai kas valas di BC cabang Pondok Indah tidak ditemukan adanya transaksi penukaran kas valas sejumlah tersebutMenurut pengakuan AFR, dirinya tidak pernah menerima fisik valas.

Anas menegaskan, yang penting sekarang ini adalah bagaimana caranya kasus Century ini tuntas, tidak menggantung dan terkatung-katung"Karena kalau menggantung dan terkatung-katung, akan menjadi semacam sandera politik," kata Anas

"Kami berkepentingan segera tuntasSiapa yang bersalah, silahkan diproses dengan adil dan transparanTapi kalau tidak bersalah, segera nyatakan tidak bersalah secara tuntas," tambahnya.

Kata Anas, partainya mendorong dan mendukung penuntasaan kasus ini, karena PD yakin bahwa pertama, bailout century adalah kebijakanKedua,  faktanya Indonesia tidak mengalami krisis ekonomi"Yang ketiga, saya yakin dengan tidak adanya krisis ekonomi tahun 2008, itu juga punya kontribusi yang membuat Indonesia masuk investment grade setelah 14 tahun menunggu," kata Anas.

Dijelaskan Anas, fakta-fakta seperti ini, juga harus dipertimbangkan dalam  menilai kasus Bank Century"Tapi, ketika ada yang melakukan tindak pidana mencuri uang negara, kami sepenuhnya mendukung untuk memproses secara adil," tegasnya

"Kami mendukung audit BPK sebagai lembaga yang diberi tugas oleh konstitusi untuk menjalankan fungsi auditTentu audit itu harus dihargai, harus dihormati," pungkas Anas(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berebut Tiket KA, Perempuan Terinjak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler