jpnn.com - LONDON - Meningkatnya ancaman obesitas di dunia mendorong sejumlah lembaga internasional menyeru adanya pengaturan industri makanan secara ketat seperti industri rokok. Pasalnya, obesitas memiliki risiko kesehatan global yang lebih besar ketimbang risiko yang ditimbulkan rokok.
Menurut Consumers International and the World Obesity Federation atau lembaga Konsumen Internasional dan Federasi Obesitas Dunia, kematian akibat obesitas secara global naik dari 2,6 juta orang pada 2005 menjadi 3,4 juta orang pada 2010.
BACA JUGA: Kemarau, Waspadai Flu Singapura
"Pemerintah di seluruh dunia harus menerapkan aturan ketat untuk mengatur industri makanan dan minuman," ungkap Luke Upchurch dari lembaga Konsumen Internasional, seperti dilansir BBC, Senin (19/5).
Aturan ini termasuk pembatasan kadar garam, lemak jenuh, dan jumlah gula dalam makanan. Disisi lain juga adanya peningkatan kualitas makanan di rumah sakit dan sekolah, yang disusul dengan pengaturan ketat dalam hal pemasaran dan pendidikan mengenai makanan sehat.
BACA JUGA: Anak Batuk? Berikan Saja Madu
Namun, Federasi Makanan dan Minuman Global mengatakan industri mereka sudah mendukung aturan-aturan. Sejumlah rekomendasi yang diusulkan oleh dua lembaga internasional tersebut meliputi penghapusan kandungan lemak buatan pada semua produk makanan dan minuman dalam waktu lima tahun.
"Kami meminta pemerintah menanggapi isu ini sama halnya dengan isu industri rokok," sambungnya.
BACA JUGA: Pinggul Digoyang, Sinyal Wanita Minta Dibuahi?
Juga adanya pembatasan iklan kepada anak-anak dalam program televisi. Serta adanya aturan kemasan produk makanan yang menampilkan gambar dampak obesitas, mirip dengan konsep yang diterapkan pada bungkus rokok.
"Kita harus menghindari situasi seperti era 1960-an. Kala itu, industri tembakau mengatakan tidak ada yang salah dengan rokok dan baik untuk kesehatan kita, tetapi 30 atau 40 tahun kemudian jutaan orang meninggal," paparnya.
Laporan itu juga menyebutkan, pemerintah dapat meninjau ulang harga makanan, termasuk pajak, dan mengubah kontrol perizinan serta memulai riset baru.
"Jika kita tidak mengambil tindakan sekarang, kita akan memiliki masalah yang sama dalam industri makanan," pungkasnya.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berlebihan Mengkonsumsi Vitamin Bisa Berbahaya Buat Tubuh
Redaktur : Tim Redaksi