jpnn.com, JAKARTA - Founder dan CEO Triv.co.id Gabriel Rey membeberkan tips aman berinvestasi di tengah-tengah ancaman resesi akibat perang Ukraina dengan Rusia, dan krisis global.
Menurutnya, investor harus lebih berhati-hati dalam berinventasi.
BACA JUGA: Perekonomian Indonesia Ditopang Domestik, Probabilitas Resesi Sangat Kecil
Hal itu disampaikan Gabriel dalam Webinar Resesi dan Investasi yang diadakan oleh Triv.co.id, investasi emas Indogold, dan Trimegah Sekuritas Indonesia, Jumat (26/8).
Gabriel mengatakan sejumlah indikator yang menjadi penanda menjelang resesi di antaranya, penurunan aktivitas ekonomi, penurunan Produk Domestik Bruto (PDB), dan juga terjadinya inflasi.
BACA JUGA: Kabar Resesi Ekonomi Amerika Bikin Rupiah Hari Ini Bertaji, Ganas!
“Jika dua kuartal berturut-turut penurunannya maka itu tandanya terjadi resesi. Indonesia sendiri masih mengalami pertumbuhan positif dalam dua kuartal terakhir di 2022,” ujar Rey sapaan karibnya.
Rey menyebut jika benar terjadi resesi, maka asset kripto juga akan terdampak seperti halnya saham dan properti.
BACA JUGA: DPR Apresiasi Jokowi Menggenjot Investasi di Tengah Resesi Global
Adapun satu asset yang tidak akan mengalami penurunan di masa resesi adalah emas, dan justru akan mengalami penguatan.
“Itu sebabnya emas disebut save haven,” jelas Rey.
Rey berpesan jika investor ingin terus berinvestasi di aset kripto maka perhatikan hal-hal sebagai berikut.
Pertama lakukan strategi dollar cost averaging (DCA), alias menambah investasi secara bertahap dan rutin di aset kripto yang kuat seperti Bitcoin.
"Jadi, saat kelak pasar Bitcoin kembali bullish, yang diperkirakan terjadi di 2024, maka nilai investasinya akan melesat tinggi," bebernya.
Di sisi lain, jika ingin berinvestasi di asset kripto lain, atau alternative coin (altcoin), maka Rey menyarankan tidak dalam jangka panjang.
Dia mengatakan juga prinsip berinvestasi di altcoin adalah untuk menambah asset kripto berfundamental kuat seperti Bitcoin.
Investor, kata dia, harus berinvestasi di altcoin yang memiliki fitur staking (semacam bunga atau dividen bagi investor yang menyimpan asset kripto tersebut untuk jangka waktu tertentu). Seperti halnya altcoin BNB yang pernah memberikan dividen staking hingga 18 persen di masa puncak harganya.
"Dengan demikian keuntungan investor tidak hanya dari kenaikan nilai aset kriptonya saja, tapi juga dari fitur staking,” jelas Rey.
Founder & CMO Indogold Indra Sjuriah menguraikan bahwa harga emas dipengaruhi situasi ekonomi dan politik.
Menurutnya, emas terbukti mampu mempertahankan nilainya di masa-masa “sulit”.
“Kita bisa melihat saat Indonesia menghadapi Pandemi Covid-19, serta situasi politik dunia perang Rusia, harga emas sempat naik hingga Rp 1 juta per gram, jadi untuk investasi sangat baik,” jelas Indra.
Indra menyebut dalam jangka panjang nilai emas akan terus naik. “Jadi kalau mau investasi yang aman dalam jangka panjang lebih baik investasi emas,’’terang Indra.
Chief Economist & Head of Fixed Income Research Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian menilai meski resesi global dan perlambatan ekonomi sudah terjadi, tetapi pertumbuhan PDB Indonesia masih positif.
“Selain itu kita yakin negara besar seperti Amerika Serikat dan Cina juga akan melakukan perbaikan ekonomi, sehingga juga dapat memulihkan ekonomi nasional Indonesia,” ujar Fakhrul optimistis.
Fakhrul tetap menganjurkan untuk mencermati kemungkinan terjadinya inflasi di Indonesia jika terjadi kenaikan harga BBM.
"Namun, untuk pasar saham, kita dapat memilih sektor yang aman, seperti perbankan dan komoditas,” papar Fakhrul. (mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul