Kabar Resesi Ekonomi Amerika Bikin Rupiah Hari Ini Bertaji, Ganas!

Jumat, 29 Juli 2022 – 10:55 WIB
Penguatan rupiah hari ini terjadi di tengah kondisi Amerika Serikat (AS) yang memasuki resesi teknikal. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi (29/7) menguat.

Penguatan rupiah hari ini terjadi di tengah kondisi Amerika Serikat (AS) yang memasuki resesi teknikal karena mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang beruntun selama dua kuartal.

BACA JUGA: Rupiah Loyo Lagi, Ini Pemicunya

Kurs mata uang Garuda pagi ini naik 56 poin atau 0,37 persen ke posisi Rp 14.866 per USD dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.922 per USD.

"Nilai tukar rupiah mungkin bisa menguat lagi hari ini setelah semalam data Produk Domestik Bruto (PDB) AS triwulan II 2022 menunjukkan hasil negatif," ungkap Analis Pasar Uang Ariston Tjendra di Jakarta, JumaT (29/7).

BACA JUGA: USD Masih Bertengger di Rp 15 Ribu, Rupiah Hari Ini Ditutup Suram

Menurut dia, hasil laporan PDB yang negatif memiliki arti secara teknikal bahwa AS sudah masuk resesi karena PDB selama dua kuartal beruntun mencatatkan pertumbuhan negatif.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam memunculkan ekspektasi bahwa bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), tidak akan agresif lagi menaikkan suku bunga acuannya dan membantu mendorong pelemahan USD.

BACA JUGA: Inflasi Mengancam, Waspada Kurs Rupiah Makin Enggak Karuan

Indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,09 persen menjadi 106,3490 pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB).

Departemen Perdagangan AS melaporkan PDB Amerika Serikat menyusut pada tingkat tahunan 0,9 persen pada kuartal kedua setelah mengalami kontraksi 1,6 persen pada kuartal sebelumnya.

Di sisi lain, pengeluaran konsumen tumbuh pada laju paling lambat dalam dua tahun dan pengeluaran bisnis berkontraksi, meningkatkan risiko bahwa ekonomi berada di puncak resesi.

Oleh karena itu Ariston memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak menguat ke kisaran Rp 14.880 per USD, dengan potensi resisten di kisaraan Rp 14.950 per USD. (antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler