Kepala Kepolisian Federal Australia (AFP) Komisioner Andrew Colvin mengungkapkan, ancaman terorisme di negara ini semakin memburuk. Ia memastikan adanya remaja usia 12 tahun yang telah mengalami radikalisasi dan terkait dengan pelaku penembakan di Parramatta, Sydney.

Dalam wawancara dengan ABC, Komisioner Colvin menjelaskan, remaja pria itu kini dalam pengawasan ketat polisi.

BACA JUGA: Ketika Bahasa Indonesia Menjadi Pelajaran Wajib di Sekolah di Australia

Pasalnya, dia dipastikan menjadi bagian dari kelompok ekstrimis yang diduga membantu Farhad Jabar (15 tahun), pelaku penembakan karyawan kepolisian beberapa waktu lalu. 

Komisioner Colvin mengakui, isu terorisme kini semakin sulit ditangani. "Kami kaget bukan main bahwa ada anak 12 tahun yang kini diawasi polisi karena alasan semacam ini," katanya.

BACA JUGA: Australia Akan Tuntut Keadilan untuk Korban MH17

"Ya, bagi kita di Australia masalahnya menjadi semakin memburuk, bukan membaik," tambahnya.

Komisioner Colvin mengatakan, kini sejumlah individu di luar negeri (yang bergabung dalam konflik di Timur Tengah) yang perhatian polisi namun masalahnya tidak meningkat. 

BACA JUGA: Australia dan AS Ingin Jaga Kebebasan Berlayar di Laut China Selatan

"Satuan perbatasan, polisi dan aparat keamanan kita berhasil melakukan pekerjaan dengan baik dalam mencegat orang yang akan pergi ke wilayah konflik," jelasnya.

Namun dia mengakui, problemnya kini semakin akut dan rumit. 

"Tentu saja polisi tetap berperan penting karena kami bertanggung jawab memastikan keamanan masyarakat," tegas Komisioner Colvin.

"Namun sebelum polisi terlihat, begitu banyak langkah yang seharusnya bisa ditempuh pada tahap dini yang mungkin tak perlu melibatkan polisi," tambahnya.

Sementara itu Menteri Kehakiman Michael Keenan menjelaskan, kelompok teroris ISIS kini menjadikan remaja Australia sebagai target perekrutan.

"Tadinya mereka menyasar orang usia 20-an, lalu pada remaja belasan tahun, dan kini para remaja yang lebih muda lagi," katanya.

Perdana Menteri Malcolm Turnbull dalam pernyataannya menjelaskan, cara paling efektif menghadapi ancaman terorisme adalah mencegah orang menjadi radikal.

Pemimpin Partai Hijau Richard Di Natale menyatakan menyambut baik fokus baru dalam upaya pencegahan radikalisasi melalui program-program sosial.

Hari Kamis (15/10/2015) PM Turnbull menggelar pertemuan membahas terorisme yang dihadiri pejabat kepolisian dan intelijen dari seluruh negara bagian, termasuk pejabat badan intelijen ASIO di Canberra.

Hadir pula para pejabat Departemen Pendidikan, terkait dengan upaya mengatasi ekstrimisme di kalangan anak muda.

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hari ini, Australia Peringati Hari Nasional Bersepeda Ke Kantor

Berita Terkait