Australia dan Amerika Serikat ingin memastikan terjaganya kebebasan pelayaran maritim di Laut China Selatan yang merupakan jalur penting dalam perdagangan dunia. Kedua negara sepakat meningkatkan kerjasama Angkatan Laut mereka.
Kesepakatan ini disampaikan seusai pembicaraan dua hari di Boston, dengan kedua negara menyatakan keprihatinan atas tindakan China membangun pulau-pulau buatan di Laut China Selatan.
BACA JUGA: Hari ini, Australia Peringati Hari Nasional Bersepeda Ke Kantor
"Secara bulat kami sepakat untuk terus meningkatkan kerjasama AL, yang mencakup latihan gabungan tambahan bagi kedua AL," kata Menteri Pertahanan Australia Marise Payne.
Diperkirakan kesepakatan ini juga akan mencakup patroli bersama dalam batas 12 mil laut dari pulau-pulau buatan yang dibangun China.
BACA JUGA: Riset Bantah Terjadinya Epidemi Penggunaan Narkoba di Australia
Menteri Payne menjelaskan, kedua negara tertekad menjaga kebebasan berlayar bagi kapal dan kebebasan terbang bagi pesawat di atas wilayah yang merupakan jalur vital perdagangan dunia tersebut.
Ditanya mengenai kemungkinan patroli bersama ini, Menteri Pertahanan AS Ash Carter mengatakan, "AS akan terbang, berlayar, dan beroperasi dimana pun sepanjang dimungkinkan oleh hukum internasional", dan Laut China Selatan bukanlah pengecualian.
BACA JUGA: Wanita di Canberra Ini Curi Rp 710 Juta Dari Toko Sepatu Tempatnya Bekerja
Dia mengatakan, sejumlah negara menyatakan khawatir atas meningkatnya kehadiran militer di Laut China Selatan dan karenanya meminta kerjasama militer yang lebih besar dengan AS.
"Mereka meminta hubungan lebih banyak dengan AL Amerika Serikat dari itu mencakup Vietnam hingga India," kata Menteri Carter.
Sejumlah pengamat di Washington menyatakan AS akan melakukan patroli di dekat Kepulauan Spratly pekan ini atau pekan depan.
China telah mengeluarkan pernyataan pekan lalu bahwa pihaknya tidak akan membiarkan pelanggaran atas wilayah perairan teritorialnya.
Pembicaraan antara AS dan Australia melibatkan Menteri Payne, Menteri Carter, Menlu Australia Julie Bishop dan Menlu AS John Kerry.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Permintaan Sapi Australia dari Indonesia Dikhawatirkan Tidak Bisa Terpenuhi