Anda Harus Tahu 3 Penyebab Kanker Ginjal, Penting!

Selasa, 31 Agustus 2021 – 19:01 WIB
Ilustrasi - Anak-anak penderita kanker pada acara aksi sosial di Yayasan Harapan Valencia Care Foundation, Tebet, Jakarta, Jumat (21/4). Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat penting mengetahui tiga penyebab utama kanker ginjal.

Kebiasaan merokok, memiliki riwayat obesitas dan tekanan darah tinggi.

BACA JUGA: Waspada! Jumlah Kasus Penyakit ini Lebih Tinggi dari COVID-19

Kanker ginjal dikenal dengan istilah Renal Cell Carsinoma (RCC) atau karsinoma sel ginjal.

Dokter spesialis penyakit dalam dokter Nadia Ayu Mulansari memaparkan riwayat keluarga terkena kanker ginjal.

BACA JUGA: Ini Hukuman yang Layak Bagi Yahya Waloni dan Muhammad Kece

Antara lain paparan di tempat kerja, seperti lingkungan dengan bahan kimia tertentu, konsumsi alkohol dan obat penghilang rasa sakit dalam jangka waktu lama juga bisa menjadi faktor risiko kanker.

Dokter Nadia merupakan konsultan hematologi onkologi medik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kencana.

BACA JUGA: Syarat Jadi Santri di Ponpes ini Top, Presiden Sampai Mengapresiasi

"Faktor risiko terkena kanker hanya 5-10 persen yang diakibatkan oleh faktor genetika, sedangkan 90-95 persen lebih disebabkan faktor lingkungan."

"Jadi kalau mau sehat berhentilah merokok dan jagalah berat badan yang ideal, jagalah tekanan darah agar tidak tinggi."

"Konsumsi makanan yang sehat seperti buah-buahan dan sayuran. Kemudian berolahraga secara teratur," kata dia dalam siaran pers Yayasan Kanker Indonesia (YKI), dikutip Selasa (31/8).

Nadia mengatakan, RCC adalah sel ganas yang tumbuh pada tubulus ginjal.

Sebagai jenis kanker yang agresif, RCC dapat menyebar ke organ lain seperti paru-paru, hati, dan otak.

Sehingga sangat penting untuk lebih peka dalam merasakan dan mengetahui tanda dan gejalanya sejak awal.

Pada stadium dini, kanker ini biasanya tidak menimbulkan tanda atau gejala apa pun dan diagnosis biasanya dicurigai berdasarkan temuan insidental, baik dengan CT, MRT ataupun biopsi.

Namun pada stadium lanjut, pasien kemungkinan dapat merasakan gangguan seperti adanya darah dalam urin, urin berwarna kemerahan, nyeri punggung bawah di satu sisi meski tidak ada cedera.

Kemudian, terdapat benjolan di samping atau punggung bawah, sering terasa lelah dan kehilangan selera makan.

Berat badan turun meski tidak melakukan diet, demam yang tidak kunjung sembuh meski tidak terdapat infeksi, serta kurangnya sel darah merah atau anemia.

Dia mengingatkan untuk selalu mewaspadai jika terdapat gejala seperti feses berdarah dan segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis.

"Kebanyakan RCC didiagnosis pada usia di atas 60 tahun dan ditemukan pada stadium awal."

"Namun tidak sedikit pasien yang didiagnosis pertama kali dan sudah berada pada stadium di mana kanker ginjal telah mestastatik atau pada stadium lanjut, sehingga memerlukan perawatan yang seksama dan tepat agar kualitas hidup pasien dapat terus terjaga," kata dia.

Menurut data GLOBOCAN 2020, kejadian baru kanker ginjal di Indonesia sebanyak 2.394 kejadian baru dengan 1.358 kematian (57 persen) akibat kanker ginjal.

Sementara di dunia, terdapat 431.288 kasus baru dengan 179.368 (41 persen) kematian.

Pengobatan RCC meliputi pembedahan seperti nefrektomi atau pengangkatan tumor dari ginjal, dilanjutkan dengan terapi sistemik.

Jika kedua ginjal sudah diangkat, maka pasien perlu menjalani cuci darah seumur hidupnya.

Dengan kemajuan pengobatan, kini pasien RCC dapat memanfaatkan pengobatan imunoterapi atau terapi biologis.

Terapi lainnya meliputi terapi target di mana pengobatan ditargetkan hanya ke sel kanker saja sehingga efek terhadap sel sehat minimal.

"Pilihan perawatan akan menyesuaikan dengan keadaan stadium RCC yang dialami pasien, hal ini agar kualitas hidup pasien dapat berlangsung baik," pungkas Nadia.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler