jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M. Faqih menyebut ada cukup banyak penyakit infeksi yang lebih berbahaya dari COVID-19.
Karena itu masyarakat penting mewaspadainya, apalagi menjelang musim hujan.
BACA JUGA: Ini Hukuman yang Layak Bagi Yahya Waloni dan Muhammad Kece
"Jelang musim hujan ada penyakit infeksi seperti demam berdarah yang jumlah kasusnya banyak dan tingkat kematiannya masih tinggi sekali," ujar Daeng dalam diskusi virtual pada Selasa (31/8).
Selain demam berdarah, Daeng menyebutkan penyakit infeksi seperti tuberkulosis atau TBC dan HIV juga memiliki tingkat kasus yang tinggi di Indonesia.
BACA JUGA: Syarat Jadi Santri di Ponpes ini Top, Presiden Sampai Mengapresiasi
Bahkan jumlah kasusnya menduduki peringkat lima besar di dunia.
"Ini belum termasuk beberapa penyakit yang sudah kita coba eradikasi seperti polio, namun di beberapa wilayah kasusnya masih tetap muncul ke permukaan," ucapnya.
BACA JUGA: Densus 88 Sampaikan Info Penting Soal Taliban dan Terorisme di RI
Tingginya jumlah kasus penyakit infeksi di Indonesia seperti mematahkan pernyataan para pakar bahwa penyakit infeksi telah mengalami banyak penurunan dan banyak kasus mengarah pada penyakit gaya hidup.
Penyakit gaya hidup ini adalah jenis penyakit tidak menular, yang umumnya disebabkan kurangnya aktivitas fisik, makan yang tidak sehat, konsumsi alkohol berlebihan, konsumsi narkoba dan merokok.
"Tetapi kenyataannya penyakit infeksi ini masih banyak, tidak hilang juga, malah bertambah penyakit akibat pandemi corona. Ini harus diperhatikan oleh masyarakat supaya lebih waspada," katanya.
Bersih Sehat
Daeng mengatakan bahwa pandemi membuat permasalahan kesehatan di Indonesia saat ini makin rumit dan tatanannya pun makin besar, baik penyakit infeksi maupun gaya hidup.
Kendati demikian Daeng mengingatkan ada empat hal yang harus dijaga supaya tidak mudah sakit apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini.
"Pertama adalah perilaku, kemudian lingkungan, lalu daya tahan tubuh dan terakhir pelayanan kesehatan," ujar Daeng.
Dari keempat hal tersebut Daeng menekankan pentingnya faktor perilaku dan lingkungan untuk mengatasi masalah kesehatan.
"Perilaku bersih sehat seperti mandi, cuci tangan adalah bagian dari perilaku untuk jaga diri tetap bersih."
"Maka kalau tubuh bersih kuman tidak akan mudah masuk ke tubuh kita."
"Kalau meninggalkan kebersihan diri maka akan bahaya sekali karena kuman, bakteri dan virus jadi gampang masuk," katanya.
Dalam menjaga kebersihan tubuh, Daeng menyarankan penggunaan sabun antiseptik yang bisa digunakan untuk membantu mengurangi mikroorganisme jahat yang mengganggu kesehatan.
"Kedua adalah faktor lingkungan, dengan sanitasi dan disinfeksi lingkungan rumah, lingkungan kerja, bahkan lingkungan belanja supaya virus-virus itu tidak bertebaran," ucapnya.
Daeng menambahkan bahwa lingkungan rumah harus dibersihkan karena rumah sering terjadi klaster keluarga.
"Hal yang harus sering dibersihkan adalah barang-barang atau apa pun yang sering disentuh keluarga dan anak-anak, seperti pintu, mebel, gawai juga. Jangan lupa secara rutin dilakukan pembersihan," kata Daeng.
Selain itu Daeng mengingatkan untuk terus menerapkan protokol kesehatan 3M yaitu mencuci tangan, memakai masker dan menjauhi kerumunan.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang