Andalkan AquaLink, Delos Siap Atasi Masalah Rantai Pasok Petambak Udang

Selasa, 05 Juli 2022 – 16:40 WIB
Delos akan mengonsolidasikan value chain dari hulu ke hilir, mulai dari pemilihan bahan baku seperti benur dan pakan, pemrosesan, pemasaran, jalur ekspor, hingga penjualan langsung ke pasar luar negeri seperti Jepang dan Amerika, yang tentunya bernilai lebih tinggi. Foto: Dok Delos

jpnn.com, JAKARTA - Perusahaan teknologi akuakultur, Delos mendorong petambak udang dapat menguasai hal seputar proses value chain dan supply chain untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi.

Bagi para petambak udang yang merupakan mitra startup aquatech Indonesia Delos, tidak perlu resah. Delos mengantisipasi hal ini dengan salah satu layanan unggulannya yakni AquaLink.

BACA JUGA: Pembunuh Sadis Ketua Ormas Ditangkap, Kompol Denis Ungkap Fakta Ini

Melalui AquaLink, Delos akan mengonsolidasikan value chain dari hulu ke hilir, mulai dari pemilihan bahan baku seperti benur dan pakan, pemrosesan, pemasaran, jalur ekspor, hingga penjualan langsung ke pasar luar negeri seperti Jepang dan Amerika, yang tentunya bernilai lebih tinggi.

“Delos mampu memberikan solusi berbasis data untuk masalah sehari-hari yang dihadapi petambak udang, dan sejauh ini Delos telah terbukti berhasil mengoptimalisasikan pengelolaan dan meningkatkan daya guna tambak," ujar CEO Delos Guntur Mallarangeng.

BACA JUGA: Info Terkini Soal Kasus Tahanan Tewas Dipaksa Masturbasi Pakai Balsem, Ternyata

Sambutan positif telah terasa sejak November 2021 lalu, jangkauan tambak Delos kini makin luas tersebar di berbagai pulau di Indonesia.

Saat ini, banyak permintaan dari berbagai wilayah agar membantu mereka. Masih ada ribuan hektare tambak potensial yang dapat dikembangkan.

BACA JUGA: Selama 7 Tahun Buron, Ibrahim Ternyata Melakukan Ini Agar Tak Terdeteksi Polisi

"Kami memang ingin mendorong Indonesia untuk sadar bahwa lautan kita yang luas memiliki potensi besar untuk menjadi sumber penggerak ekonomi nasional yang besar dan berkelanjutan," ujarnya dalam siaran pers.

Seperti diketahui, harga jual udang menjadi tinggi ketika sudah berada di pasar luar negeri. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa petambak udang juga perlu memperhatikan supply chain atau rantai pasok yang terintegrasi ke pasar luar negeri, meskipun biaya operasional dan risiko panennya tergolong tinggi.

Adanya perubahan kecil dalam kualitas air atau pakan saja dapat berdampak besar pada hasil panen. Delos, yang mampu menghasilkan produktivitas panen 2-3 kali rata-rata industri, dapat memberikan solusi kepada tantangan tersebut dengan mengimplementasikan sistem pengelolaan tambak modern dan solusi rantai pasokan untuk meningkatkan produktivitas.

Selain produktivitas, rantai pasok (supply chain) yang terintegrasi ke pasar luar negeri masih menjadi masalah mendasar bagi industri akuakultur Indonesia. AquaLink sebagai sebuah produk integrasi supply chain, yang akan menghubungkan petambak udang dengan rantai pasokan dunia untuk memfasilitasi penjualan hasil panen dengan harga dan sistem pembayaran yang terbaik.

“Indonesia dapat bersaing di industri makanan laut internasional. Asalkan petambak udang di Indonesia sudah dapat mengonsolidasikan mulai dari proses awal, pemilihan benur, pakan, dan panen yang baik, serta pengemasan hingga ekspor ke Amerika dan Eropa. Delos bermimpi mempunyai merk udang sendiri, made in Indonesia yang bisa bersaing di luar negeri,” ujar Guntur.

AquaLink sendiri merupakan salah satu fasilitas yang diberikan DELOS, selain AquaHero. AquaLink sendiri merupakan bagian dari strategi Delos untuk memacu pertumbuhan industri akuakultur dan memulai “Revolusi Biru” di Indonesia. Delos memperkenalkan misi “Revolusi Biru” sebagai sebuah rencana untuk mengembangkan dan memodernisasikan teknologi akuakultur Indonesia untuk bersaing dengan pemain-pemain industri akuakultur di dunia.

Prospek usaha di bidang agrikultur menjadi salah satu industri akar rumput yang berperan besar untuk GDP Indonesia, dan berkontributor cukup signifikan dari industri perikanan Indonesia.(mcr28/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Wenti Ayu Apsari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler