Andi Akmal Meminta Kementan Tidak Terjebak Proyek Sesaat Petani Milenial

Minggu, 16 Januari 2022 – 03:03 WIB
Anggota Komisi IV DPR RI yang membidangi pertanian, Andi Akmal Pasluddin. Foto: Humas FPKS DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin meminta Kementerian Pertanian untuk tidak terjebak pada euforia peningkatan petani milenial tanpa memperhatikan hal yang sangat substansi untuk dilakukan tahap demi tahap.

“Yang sangat perlu dihindari pada pencetakan petani milenial adalah program atau proyek yang hanya bersifat simbolis atau mercusuar. Tahapan-tahapannya mesti jelas, terukur dan berorientasi pada kinerja yang berujung pada pencapaian tujuan,” ujar Akmal.

BACA JUGA: Ujang Komarudin Apresiasi Gagasan Puan Maharani Tentang Petani Milenial

Akmal menjelaskan istilah generasi milennial memang sedang akrab terdengar. Pengertian petani milenial adalah petani yang berusia antara 19-39 tahun.

Menurut Akmal, gerakan dibentuknya petani milenial diyakini dapat menyejahterakan kehidupan berbangsa. Namun demikian, Istilah milennial tersebut berasal dari millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya.

BACA JUGA: Bangun Pertanian Organik, Kabupaten Ciamis Bidik Petani Milenial

Politikus PKS ini menekankan pada catatan Badan Pusat Statistik (BPS) di mana jumlah petani per 2019 mencapai 33,4 juta orang.

Adapun dari jumlah tersebut, petani muda di Indonesia yang berusia 20-39 tahun hanya 8 persen atau setara dengan 2,7 juta orang.

BACA JUGA: Kisah Inspiratif Petani Milenial, Punya Lahan Seadanya hingga Jadi Puluhan Hektare

“Angka 2,7 juta orang petani muda ini jangan dahulu diklaim hasil program pemerintah. Tapi urai dahulu penyiapan petani muda ini sejak usia dini, mulai dari tingkat pendidikan dasar hingga universitas. Apa program pemerintah di sektor pertanian untuk memulai memasukkan ilmu pengetahuannya pada dunia pendidikan dan pelatihan,” tuturnya.

Legislator asal Sulawesi Selatan II ini mengharapkan ada ekstrakurikuler yang mulai masuk pada pendidikan nasional mengenalkan ilmu pertanian dan pangan yang seutuhnya. SDM mulai dipersiapkan sejak usia belia sehingga cita-cita untuk berkecimpung di dunia pertanian pangan makin bergelora dengan semangat inovasi dan kreativitas.

“Bila perlu, Kementerian Pertanian ada program beasiswa kekhususan bagi anak didik yang berprestasi di mana ada syarat untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan khusus yang disusun secara sistemik membangun kesadaran anak didik untuk terjun berkecimpung di dunia pertanian modern,” ujar Akmal.

Pria kelahiran Bone ini mengajukan gagasan agar program kementerian pertanian masuk di semua jenjang pendidikan minimal pelajaran pilihan pada ekstrakurikulernya mulai dari SD hingga universitas.

“Penyiapan SDM pertanian milenial ini memang tidak dapat diraih instan. Perlu Jangka waktu yang cukup lama, berjenjang, bertahap yang nantinya akan menemukan bakat-bakat tersembunyi pada anak-anak muda putra putri bangsa,” kata Akmal.

Akmal mengatakan pekerjaan yang tidak perlu pencitraan ini perlu kebesaran jiwa para pemimpin bangsa. Sebab hasil dari pencapaian target terciptanya petani milennial ini tidak saja tercapai satu periode kepemimpinan bangsa, namun boleh jadi dua atau tiga periode baru akan tercapai,” kata Andi Akmal Pasluddin.(jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler