Andi Arief Sebut Yusril Minta Rp 100 Miliar, Pure: Halusinasi!

Rabu, 29 September 2021 – 19:05 WIB
Wakil Sekjen DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Solihin Pure. Foto: Ist for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Sekjen DPP Partai Bulan Bintang (PBB) Solihin Pure makin tak habis pikir dengan pernyataan-pernyataan Andi Arief mengomentari langkah Prof Yusril Ihza Mahendra bersedia menjadi kuasa hukum empat mantan kader PD yang mengajukan uji materiel terhadap AD/ART partai itu ke Mahkamah Agung.

Pasalnya, tudingan yang dikemukakan makin tidak masuk akal.

BACA JUGA: Diserang Andi Arief soal Bayaran Rp100 M, Ini Reaksi Yusril Ihza Mahendra

Terbaru, Ketua Bappilu Partai Demokrat itu menuding Yusril pindah haluan membela kubu Moeldoko dengan alasan Demokrat kubu AHY tak menyanggupi tawaran Rp 100 miliar yang diminta Yusril sebagai pengacara.

"Tudingan seperti ini saya kira menunjukan ada kesamaan sikap halusinasi dan paranoid dengan junjungannya yang belum lama ini meluncurkan pernyataan ambigu soal hukum mungkin bisa dibeli," ujar Pure dalam keterangannya, Rabu (29/9).

BACA JUGA: Anak Buah Yusril Sindir Kicauan SBY, Sebut Soal Playing Victim

Pure kemudian menyatakan keheranannya dengan pernyataan-pernyataan Andi Arief maupun SBY terkait langkah Yusril mengajukan uji materiel ke MA.

"Pernyataan mereka belum ada yang membantah muatan AD/ART partainya sarat dugaan oligarki, despotis, dan nepotisme, seperti yang diminta diuji keempat mantan kader PD melalui kuasa hukumnya Yusril. Andi dan SBY terkesan membelokkan isu gugatan hukum ke ranah hubungan pribadi SBY dan Yusril," ucapnya.

BACA JUGA: Anak Buah Yusril Kasih Saran ke AHY, Dalam Banget!

Pure juga menilai pernyataan Andi Arief terkesan ke imajinasinya sendiri, seolah merasa kalah sebelum bertanding di meja hukum.

“Makanya dia gencar menggeser isu ke arah paling pribadi sampai berhalusinasi soal bayaran profesi pengacara."

"Dia sepertinya khawatir, kalau nanti di sidang akan banyak fakta yang terkuak, terkait dugaan muatan AD/ART Demokrat yang diduga sarat aturan yang tak sesuai undang-undang seperti cenderung oligarki, despotis, dan nepotisme."

“Sampai-sampai Andi berimajinasi soal bayaran profesional pengacara, tak pantaslah."

"Soal bandrol honor jasa profesional pengacara itu urusan klien sama pengacara, bisa besar bisa kecil itu relatif sesuai kesepakatan dan tentu saja bergantung pada reputasi sang pengacara,” katanya.

Apalagi pengacara yang punya reputasi bagus, menurut Pure sudah lumrah klien membayar honor mahal.

Bahkan ada yang dijuluki pengacara Rp 1 miliar hingga puluhan miliar.

Pure mengatakan hal itu biasa dalam dunia jasa hukum.

"Meski begitu, bukan berarti tak ada layanan jasa hukum yang gratis, banyak juga yang gratis. Bahkan banyak kasus yang ditangani Prof Yusril secara gratis, jadi fokus saja pada pokok persoalan Bung Andi jangan halusinasi," tuturnya.

Pure lebih lanjut mengatakan tak pantas Andi Arief menyerang pribadi Yusril secara membabi buta, apalagi tanpa dasar.

“Dulu juga Anda mengoceh uang berkardus-kardus ketika Pak Prabowo batal menggandeng AHY, tetapi tuduhan itu bak ocehan angin lewat saja di warung kopi,” pungkas Pure.(gir/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler