Andik Punya Mimpi Jelajahi Australia

Rabu, 15 Maret 2017 – 00:43 WIB
Andik (kiri) bersepeda bersama Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi di dekat posko bencana banjir dan longsor, Limapuluh Kota. Foto: Fajar/Padang Ekspres/JPNN.com

jpnn.com, PAYAKUMBUH - Bermodal sepeda gunung, sampai Sabtu (11/3) sudah 365 kabupaten/kota di 29 provinsi yang disinggahinya.

Raden Andik Jaya Prawira, 72, pensiun sebagai pegawai kehutanan, memang getol menyampaikan pesan melestarikan hutan. Kakek 12 cucu itu dinobatkan sebagai Duta Rimba Indonesia.

BACA JUGA: Gubernur Marah, Puluhan Pegawai Dibiarkan di Luar Pagar

FAJAR RILLAH VESKY—Payakumbuh

SPANDUK bertuliskan "Selamat Datang Kang Andik, Duta Rimba Indonesia" terbentang di depan Posko Tanggap Darurat Banjir dan Longsor Limapuluh Kota, persisnya di eks kantor bupati, Jalan Sudirman, Payakumbuh, Sumbar, Sabtu lalu (11/3).

BACA JUGA: LPSK Memotret Kompetensi Pegawai

Meski sisa hujan masih turun, tapi puluhan orang berseragam putih-putih bertuliskan Ikatan Alumni Sekolah Kehutanan Menengah Atas (IKA- SKMA), tetap semangat membentang spanduk itu.

Tepat di tengah spanduk mereka, seorang lelaki tua, berjambang lebat di wajahnya, menyapa Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi, dengan hangatnya.

BACA JUGA: Pemda Boleh Impor Pegawai dari Daerah Lain

Irfendi yang berada di posko tanggap darurat, dengan wajah mulai lelah, karena setiap malam begadang mengurus korban bencana alam di daerahnya, seolah mendapat energi baru dengan kehadiran lelaki tua bernama lengkap Raden Andik Jaya Prawira itu.

Raden Andik yang biasa disapa Kang Andik oleh juniornya di SKMA, merupakan Duta Rimba Indonesia.

Sejak 16 September 2014 silam, rimbawan gaek ini nekat bersepeda mengelilingi Tanah Air.

"Limapuluh Kota adalah kabupaten/kota ke-365 yang saya datangi. Saya datang, saat daerah ini baru saja dilanda banjir dan longsor," kata Kang Andik, didampingi sejumlah pengurus IKA-SKMA Sumbar.

Kang Andik berharap, setelah tangggap darurat banjir dan longsor berakhir, semua pihak, terutama alumni SKMA yang umumnya bertugas sebagai pegawai kehutanan, kembali melestarikan hutan, untuk mencegah terjadinya bencana alam.

"Hutan adalah warisan untuk anak-cucu dan merupakan paru-paru dunia yang sangat penting bagi kehidupan lebih baik. Mari terus, kita jaga dan lestarikan," ujar Kang Andik.

Bupati Irfendi Arbi, mengaku sepakat dengan pesan Kang Andik. Irfendi menyebut, pasca-banjir dan longsor di wilayahnya, program jangka panjang yang mesti dilakukan adalah reboisasi di sepanjang jalur Sumbar-Riau.

Juga di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) yang bermuara ke waduk PLTA Kotopanjang. Bantuan dari Kemenhut, PLN, dan NGO, sangat diharapkan pemerintah daerah.

"Ada banyak hikmah dari musibah yang melanda daerah kami, termasuk pentingnya menjaga hutan," kata Irfendi yang sempat bersepeda mengelilingi eks kantor bupati dengan Kang Andik.

Setelah itu, Irfendi kembali ke posko tanggap darurat, karena ada rombongan guru dari SMPN 1 Lintau Tanahdatar yang mengantar bantuan.

Kepada guru-guru itu Irfendi sempat mengajukan pertanyaan. "Pak Andik ini, sudah mengelilingi 365 kabupaten di 29 provinsi. Ayo tebak, berapa usianya," kata Irfendi.

"Apa hadiahnya sepeda juga Pak," kelakar sejumlah guru dan petugas di Posko Tanggap Darurat, seakan mengingatkan kita akan kuis Presiden Jokowi yang berhadiahkan sepeda. "Iya, dapat sepeda," jawab Irfendi.

Tapi, tak seorang pun di hari itu yang bisa menebak usia Andik. Umumnya, mereka yang ditanya menjawab, usia Andik di angka 80-an.

Padahal, usia lelaki yang beralamat di Jalan Gunung Sari Raya 29, RT 013/RW 004, Kelurahan Teluk Dalam, Banjarmasin, Kalimantan ini, masih berkepala tujuh.

"Saya masih muda, 72 tahun," kelakar Kang Andik yang nampak gagah dengan baret hijaunya.

Pria berusia lanjut ini menceritakan, tujuan awalnya mengayuh sepeda keliling Indonesia, hanya ingin menemui sesama alumi SKMA dan rimbawan nusantara.

"Saya hanya ingin menyampaikan pesan, bila kita telah pensiun, yang pensiun adalah jabatan dan tugas. Tetapi semangat rimbawan harus tetap dijaga dan dipelihara, untuk senantiasa menjaga dan melestarikan hutang," ujar Kang Andik.

Alumni SKMA Bogor angkatan 1964 ini mengaku, memulai perjalanan bersepeda keliling Indonesia dari Banten, 2014 silam.

"Saya mulai berangkat dari Banten, 16 September 2014. Setelah itu, terus mengeliling kabupaten/kota yang ada di Pulau Jawa dan Bali. Selama 271 hari perjaalan dengan jarak tempuh enam ribu kilometer, saya bisa singgah di 128 kabupaten/kota," kata Kang Andik.

Usai mengelilingi Pulau Jawa dan Pulau Bali, Kang Andik dengan sepedanya, meneruskan perjalanan ke Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Di kedua provinsi ini, ada 29 kabupaten/kota yang sempat ia singgahi, dengan jarak tempuh 7.900 Kilometer.

Untuk menyempurnakan kunjunganya ke Timur, Kang Andik menyempatkan diri mampir di Timor Leste, tanah yang kini "lepas" dari pangkuan Ibu Pertiwi.

Dari Balibo, kota yang terletak di distrik Bobonaro, Timor Leste, Kang Andik melanjutkan perjalanannya ke Sulawesi.

Di pulau yang disebut Kolonial Belanda sebagai Pulau Besi itu, Kang Andik bersepeda selama 135 hari. Dia sempat singgah di 77 kabupaten/kota.

Seperti kedatangannya di Pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT, Kang Andik selama berada di Sulawesi, tetap menyampaikan pesan kepada para rimbawan.

"Apapun kebijakan pemerintah saat ini dibidang kehutanan, tugas kita sebagai rimbawan sejati adalah menjaga dan melestarikan hutan kita," ujar Kang Andik.

Dari Sulawesi, Kang Andik meneruskan perjalanan ke Maluku Utara. Setelah mampir pada empat kabupaten/kota yang ada di sana, Kang Andik terus ke Papua.

Setelah menginjak Bumi Cendrawasih, Kang Andik baru bertolak ke Kalimantan.

Di Pulau Borneo, tempatnya bertugas sebagai pegawai kehutanan, Kang Andik mengunjungi seluruh kabupaten/kota, dengan jarak tempuh 6.800 kilometer.

Setelaha mengelilingi seluruh Pulau Kalimantan, Kang Andik bertolak dari rumahnya di Banjarmasin, menuju Pulau Sumatera. Kota Batam di Kepulauan Riau adalah daerah pertama yang di Pulau Andalas ini.

Kemudian, Kang Andik terus ke Tanjung Balai Karimun dan Tanjungpinang.

Dari dua daerah di Kepulauan Riau itu, Kang Andik terus ke Nanggroe Aceh Darussalam. Di ujung Barat Indonesia ini, ada 23 kabupaten/kota yang didatangi Kang Andik.

Hingga akhirnya ia terus ke Sumatera Utara, Riau, dan Sumatera Barat.

"Kabupaten Limapuluh Kota adalah daerah pertama yang saya datangi di Ranah Minang," ujar Kang Andik.

Dia menyebut, selama bersepeda keliling Indonesia, selalu memastikan bertemu dengan alumni SKMA.

Setelah itu, baru bertemu gubernur, bupati, wali kota, ketua DPRD/Sekwan, pejabat Dishut, dan Kepala UPT Kementerian Kehutanan.

"Di setiap daerah yang saya datangi, saya selalu meminta foto bersama, tanda-tangan dan cap dari pimpinan daerah tersebut," kata Kang Andik.

Dia menyebut, selama keliling Indonesia, selalu bermalam di tempat-tempat yang disiapkan alumnni SKMA.

"Sudah 365 kabupaten/kota saya datangi. Baru sekali, ada bupati yang menawari saya bermalam di rumah dinasnya, yakni Bupati Limapuluh Kota. Ini kehormatan bagi saya," kata Kang Andik, saat ditawari Irfendi bermalam di rumah dinasnya, seusai rapat evaluasi tanggap darurat.

Setelah bermalam di rumah dinas Bupati Limapuluh Kota, Kang Andik berencana menemui Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi dan Bupati Agam Indra Catri.

"Insya Alllah, saya akan datangi seluruh kabupaten/kota di Sumbar. Setelah itu, berangkat ke Bengkulu dan Lampung, untuk menuntaskan perjalanan ini," kata Kang Andik, dengan penuh semangat.

Kang Andik juga berencana, akan menerbitkan kisah perjalananya bersepeda keliling Indonesia, dalam buku berjudul "Alumni SKMA dan Rimbawan, Ada di Mana-Mana".

Penerbitan buku ini, menurut Kang Andik merupakan bagian dari proyek besarnya membangun Museum Perjalanan Andik SKMA 1964-Lintas Pulau Keliling Indonesia.

Saat proyek museum itu selesai, Andik bila masih diberi kesehatan dan umur yang panjang, menjadwalkan perjalanan lanjutan ke luar negeri.

"Australia menjadi mimpi saya setelah mengelilingi Indonesia. Ini dalam misi persahabatan Australia-Indonesia," ulas Kang Andik dengan gairah yang tak kalah dari anak muda. (***)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler