Andry Wibowo dan TikTokers

Oleh: Hendra Hasanuddin, S.Sos

Jumat, 05 Mei 2023 – 11:02 WIB
Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Menkopolhukam merangkap Sekretaris Satgas Saber Pungli Irjen Andry Wibowo. Foto: source for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Sejak kemarin di TikTok beredar video pernyataan seorang perwira tinggi kepolisian yang menyemangati aparatur negara untuk berani terhadap preman.

Dari lokasi yang tertera di di akun TikTok tersebut, video ini diambil di Hotel Bromo Park, kota Probolinggo, Jawa Timur.

BACA JUGA: Rumah Dadang Buaya si Preman Garut Disasar Bom Molotov, Polisi Gerak Cepat

Video tersebut diambil saat acara peresmian Satgas Pencegahan Anti-Korupsi yang diinisiasi Pemerintah Kota Probolinggo.

Sampai saat ini video yang diposting akun @heri_supry tersebut telah ditonton lebih dari satu juta TikTokers.

BACA JUGA: Beringas di Jalan, 10 Preman Pengeroyok Warga Menunduk Ditangkap Polisi

Hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Ketua KPK Alex Marwata, Kepala Kantor Perwakilan BPK Jawa Timur, BPKP, wali kota, dan anggota DPRD, serta seluruh pegawai Pemkot Probolinggo.

Sementara itu, perwira tinggi polisi yang videonya beredar luas tersebut adalah Irjen Andry Wibowo.

Dia merupakan Staf Ahli Bidang Ideologi dan Konstitusi Menkopolhukam merangkap Sekretaris Satgas Saber pungli.

Jenderal bintang dua Polri itu hadir mewakili Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD yang berhalangan hadir.

Berikut adalah pernyataan Andry Wibowo dalam video tersebut:

Ada preman bapak takut, lepas baju aja Pak. Lepas bajumu sebagai prajurit negara. Harus berani, kalau sudah pakai baju polisi, sudah pakai tentara, pakai jaksa, pakai baju ASN, tidak perlu ada yang perlu ditakuti Bapak. Panjenengan inilah wakil negara, melindungi negara dan masyarakat. Kalau takut sama preman, sama satu dua, ya enggak usah jadi Bhayangkara negara."

Lalu siapa sebenarnya Irjen Andry Wibowo?

Andry Wibowo merupakan salah satu perwira polisi yang menyandang bintang dua di pundaknya.

Andry merupakan lulusan Akpol 1993 yang lahir di Yogyakarta, pada 12 Juni 1971 dan berpengalaman di bidang reserse dan intelijen.

Andry juga dikenal sebagai perwira polisi yang rajin menulis.

Dia cukup aktif menulis di kolom Kompasiana miliknya. Rubrik opini harian Kompas juga pernah memuat tulisannya yang berjudul 'Agama, Budaya, dan Ilmu Pengetahuan sebagai Trisula Weda Kepribadian dan Watak Bangsa'.

Mengutip website perpustakaan PTIK, Andry Wibowo merampungkan program doktoralnya di PTIK pada 2018.

Dia menulis disertasi yang berjudul 'Pemolisian Kerumunan Pada Pertandingan Sepak Bola di Indonesia, Studi Kasus Konflik Viking (suporter Persib) dan Jakmania (suporter Persija)'.

Masih di website yang sama, tercatat beberapa karya tulis ilmiah yang pernah ditulisnya.

Pada 2001, Andry menulis skripsi S1 di STIK-PTIK dengan judul 'Persiapan Korserse Polri Sebagai Institusi Penyidik dalam Menangani Fenomena Kejahatan Komputer (Cyber Crime)'.

Isu yang menjadi persoalan pokok bukan hanya di Indonesia, tapi bagi seluruh negara di dunia.

Selain menulis, Andry ternyata memiliki hobi bersekolah.

Dia merupakan lulusan pascasarjana Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia 2005, dan menulis tesis dengan judul 'Efektivitas Pelaksanaan Tugas Balai Kemitraan Polisi dan Masyarakat dalam Penerapan Pemolisian Komunitas'.

Pemolisian komunitas ini menjadi pilihan metode yang digunakan untuk menekan tindak kejahatan dengan upaya pencegahan di komunitas warga.

Caranya mempersempit ruang gerak para pelaku kejahatan dengan berpatroli dan melakukan pendekatan dengan masyarakat.

Kalau sulit membayangkannya, kita bisa lihat film tentang aktivitas polisi di Amerika Serikat.

Hobi Andry Wibowo dalam menulis terus dilakukannya hingga kini.

Di tengah kesibukannya sebagai Kapolres Jakarta Timur saat menghadapi Pilkada DKI Jakarta 2017, Andry tercatat masih menyempatkan diri menulis artikel dengan judul 'Peran Polisi dalam Menghadapi Paham Radikal'.

Sepertinya, dia menjadi polisi yang selalu ingin menemukan gagasan dan kebaruan dalam mencermati fenomena sosial yang ada.

Tiga puluh tahun sudah Andry Wibowo mengemban tugas sebagai personel Bhayangkara.

Semenjak lulus dari Akpol, dia selalu mendapatkan penugasan dalam bidang reserse.

Begitu banyak kasus kejahatan yang telah berhasil diungkapnya.

Saat menjabat Kasatserse untuk pertama kalinya pada 1995 di Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT, Andry dan timnya berhasil mengungkap kasus pembunuhan misterius Audi Manus Kafemenanu.

Kasus ini berhasil diungkapnya setelah mandek selama 7 tahun, persoalan yang menjadi beban bagi institusi kepolisian kala itu.

Selain malang melintang dalam penugasan dalam negeri, Andry juga pernah mendapatkan kesempatan menjadi pasukan penjaga perdamaian di Bosnia Herzegovina pada 1998.

Sekembalinya dari Bosnia pada 2001 berkat torehan prestasinya, Andry mendapatkan promosi untuk bersekolah mengambil gelar sarjana S1-nya di PTIK dan dipindah ke dalam lingkungan Polda Metro Jaya.

Perpindahan tugas dari daerah terpencil ke kota besar, seperti Jakarta semakin menambah kematangannya dalam menghadapi problematika persoalan di masyarakat.

Hal ini membuka kesempatan baginya untuk memberikan pengabdian terbaik untuk Polri dan masyarakat.

Catatan perjalanan tugasnya di lingkungan Polda Metro Jaya dari tahun ke tahun semakin kompleks, dimulai dari Kapolsek di kecamatan Koja, Jakarta Utara hingga Polres dan unit di Polda.

Saat diberikan kepercayaan institusinya menjadi Kasatreskrim Jakarta Barat, kariernya semakin gemilang.

Andry dan Tim Reskrim Polres Jakarta Barat menjadi yang pertama dalam sejarah pemberantasan premanisme di Polda Metro Jaya yang berani dan berhasil menangkap Hercules Rosario beserta 160 orang anak buahnya di Kawasan perumahan Citra Garden Jakarta Barat pada 2004.

Keberanian dan kematangannya dalam bekerja di lapangan menjadikan Andry tercatat sebagai kasatreskrim yang paling disegani.

Hingga pada 2005, dirinya terpilih sebagai Kasatreskrim terbaik di lingkungan Polda Metro Jaya.

Prestasi, keberanian dan kecerdasan menjadi sisi yang tak bisa dilepaskan dalam sosok Andry Wibowo.

Dari Jakarta Barat, Andry mendapatkan tugas barunya sebagai Kasatreskrim Jakarta Utara pada 2006.

Untuk kesekian kalinya dia dan timnya berhasil mengungkap kasus pembunuhan.

Kasus pembunuhan kali ini menjadi fenomenal, karena melibatkan artis sinetron Lydia Pratiwi.

Terungkapnya kasus pembunuhan ini diawali dari sebatang rokok Dji Sam Soe yang ditemukan dia bersama timnya saat melakukan olah TKP di Putri Duyung Resort, Ancol.

Berkat ketekunan dan ketelatenannya dalam bekerja, prestasi demi prestasi dan beberapa penghargaan berhasil diraihnya.

Andry pernah menerima penghargaan dari Menteri Perdagangan di 2002, karena dianggap berhasil mengatasi persoalan premanisme di kawasan industri saat bertugas sebagai Kapuskodal Polres Bekasi.

Bukan Andry namanya jika saat menjabat tidak mengharumkan nama institusinya.

Saat ditugaskan di Kabupaten Bengkalis, Riau, untuk kesekian kalinya Andry menerima penghargaan.

Kali ini penghargaan dari Kapolri, sebagai Kapolres terbaik pengamanan Pemilu 2014.

Dalam pidatonya saat menerima penghargaan, dengan sistematis dia menjelaskan strategi dan langkah operasional yang dilakukannya demi menciptakan Pemilu yang kondusif.

Pada pemilu tahun inilah Joko Widodo terpilih menjadi presiden untuk yang pertama kalinya.

Perjalanan Andry Wibowo menapaki kariernya memasuki babak baru saat dia memperoleh bintang satu.

Untuk pertama kalinya Andry menerima penugasan di luar lingkungan Polri.

Pada 2021, Andry menerima penugasan sebagai Kepala Badan Intelijen Negara Daerah Istimewa Yogyakarta.

Wilayah penugasan yang sebetulnya menjadi mimpi saat menjalani taruna di Akpol, kembali ke tanah kelahiran.

Singa tetap menjadi singa dimanapun dia berada, inilah perumpamaan yang cocok bagi figur seorang Andry Wibowo.

Memimpin sebuah lembaga negara di saat dunia menghadapi pandemi bukanlah perkara mudah.

Konsentrasinya totalitas dicurahkan menjalankan perintah presiden, membendung gempuran wabah Covid di Yogyakarta dan mempercepat proses vaksinasi.

Berkat kerja keras semua pihak, mulai dari gubernur, keraton, Polda, BINDA, TNI, para kepala daerah, semua tenaga kesehatan di kota dan seluruh kabupaten di wilayah Yogyakarta, dalam rapat antara pemerintah pusat yang dilakukan secara online presiden memberikan apresiasi tingkat keberhasilan vaksinasi di Yogyakarta yang telah mencapai 91 persem pada 25 Oktober 2021.

Dalam rapat melalui video confrence, presiden juga memberikan apresiasi terkait naiknya angka pertumbuhan ekonomi Yogyakarta yang mencapai 11,9 persen pada triwulan kedua 2021.

Setelah pandemi berangsur membaik, kehidupan kembali normal, Yogyakarta dikejutkan oleh bentrokan yang terjadi antarpemuda yang berasal dari Maluku, NTT, dan Papua di kawasan Babarsari, Sleman.

Akibatnya beberapa ruko dan kendaraan bermotor dibakar massa, satu orang mahasiswa dari Papua putus tangannya disabet senjata tajam.

Kerusuhan ini berhasil mereda setelah Brigjen Andry Wibowo selaku Kabinda Yogyakarta diminta oleh semua pihak yang bertikai saat itu sebagai juru damai.

Menjadi wajar jika melihat antusiasme TikTokers yang ingin mengetahui lebih jauh sosok jenderal polisi yang berani secara tegas dan terbuka berbicara seperti dalam tayangan video yang bisa dilihat secara bersama.

Dari sekian detik tayangan video tersebut, ternyata sosok tersebut memiliki rekam jejak sebagai polisi yang berani, berpikir dan berpengalaman. (***)

Hendra Hasanuddin adalah alumnus Sosiologi Universitas Nasional


Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler