JAKARTA - Semenjak ditugaskan menjadi Ketua DPR RI oleh Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Marzuki Alie mengaku tidak lagi sempat membaca koran dan menonton televisiAkibatnya, dia sering merasa tidak siap menghadapi pertanyaan wartawan mengenai sejumlah persoalan aktual.
"Setelah ditugaskan jadi Ketua DPR, Saya tidak lagi sempat membaca koran dan menonton televisi
BACA JUGA: Pendukung Ical Rawan Terpecah
Pagi sudah berangkat ke DPR, pulang pasti larut malam dengan kondisi badan yang sudah letih, akibatnya saya sering kaget ketika pagi harinya sejumlah wartawan di DPR memberondong saya dengan berbagai pertanyaan," kata Marzuki Alie, di ruang wartawan DPR, Jakarta, Kamis (29/10).Dia jelaskan, kondisi dirinya tidak lagi sempat membaca dan menonton televisi itu bukanlah karena kesengajaan
BACA JUGA: Golkar Kampanye di Facebook
Di sisi lain dia sudah bertekad untuk menyelesaikan semua pekerjaan itu sesuai batas waktu, minimal dalam lima tahun ke depan"Dulu saya jadi PNS, terus minta berhenti karena saya merasa tidak mendatangkan manfaat
BACA JUGA: Ical: Kantor Golkar tak Sehat
Lalu menjadi salah seorang direksi di BUMN di Palembang, saya pun minta berhenti karena saya merasa tidak ada manfaatnyaJadi saya bukan diberhentikan, tapi saya yang minta berhenti," ujarnya.Di DPR ini, lanjutnya, Marzuki Alie sudah membulatkan tekad agar kehadirannya di lembaga ini bisa mendatangkan manfaat"Itulah tekad dan doa saya setiap harinyaUntuk itu, kepada seluruh media massa saya mohon pengertiannya bahwa saya hadir di sini bukan untuk mencari lawan, tapi ingin secara bersama-sama memperpaiki moral dan kinerja DPR ini."
Sekjen DPP Partai Demokrat itu juga mengakui bahwa pada Rabu (28/10) tensinya sempat menaik dari ukuran normalnya sekitar 120 per 90"Kemarin tensi saya mencapai 150 per 90Penyebabnya karena saya dituding telah memerintahkan kesekjenan DPR untuk melarang Raker Komisi IX dengan MenkesNggak benar itu, saya hanya berkonsultasi dengan salah seorang pimpinan tentang rencana raker tersebutSilakan chek, tidak benar saya larang raker ituYang kami diskusikan soal mekanisme, apa sudah benar atau belum?," katanya.
Ketua DPR periode 2009-2014 itu juga mengkritisi kinerja DPR periode sebelumnya yang terlalu banyak meninggalkan persoalan di bidang program legislasi nasional (Prolegnas)"Terlalu banyak RUU yang sangat menentukan arah bangsa ini ke depan tidak selesai dikerjakanKarena itu, tolong dipahami prolegnas itu hendaknya dapat dijadikan skala prioritas utama untuk diselesaikan ketimbang memanggil menteri dengan substansi yang tidak jelas dan melanggar mekanisme yang sudah ada," tegasnya.
"Sebuah raker, ada konsekuensi biaya yang harus dipikul oleh rakyatDi sisi lain, sebagai pimpinan saya tahu persis bahwa raker itu tidak akan mendatangkan manfaat bagi rakyat banyakMasak aksi pemborosan uang rakyat harus saya biarkanLalu karena itu saya diserang sebagai orang yang berpihak pada pemerintahCoba, dimana logikanya," tanya Marzuki Alie.
Selain itu, Ketua DPR itu juga mengakui bahwa orang yang membantunya saat ini di DPR memang terdiri dari wajah-wajah lamaTermasuk tenaga staf dari kesekretariatan DPR"Tapi sambil jalan semuanya itu segera akan saya perbaiki agar komunikasi pimpinan DPR dengan media massa bisa berjalan secara normal," ujarnya(fas/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pimpinan DPR Mulai Berseteru
Redaktur : Soetomo