JAKARTA- Pemantau Internasional, Asian Network For Free Elections (ANFREL) mengungkapkan bahwa penyelenggaraan Pilpres pada 8 Juli lalu, termasuk baik jika dibandingkan negara-negara lainnya khususnya yang pernah di pantau oleh lembaga asing ini.
Margaretha selaku juru bicara Anfrel di Jakarta (14/7) menyampaikan bahwa penilaian tersebut dilihat dari tingginya tingkat pastisipasi pemilih, kendati masih disertai beberapa permasalahan seperti DPT dan pendidikan pemilih yang dianggap masih tidak memadai.
”Anfrel juga menganggap bahwa pilpres banyak memberikan pelajaran yang berharga terutama bagi KPU dan juga masyarakat IndonesiaDari pemiliu legislatif April lalu, banyak perkembangan positif terkait dengan teknis dan prosedur Pemilu, seperti penghormatan terhadap hak pilih para pasien di rumah sakit dan narapidana,” pungkasnya.
Selain itu lanjutnya, Indonesia bisa menjadi model bagi negara lain dengan keberadan badan pengawas seperti Bawaslu dan Panwaslu guna memantau kinerja KPU dan pihak penyelenggara pemilu lainnya
BACA JUGA: Pimpinan DPR dari Lima Partai Teratas
Karena Pemilihan ini juga merefleksikan profesionalisme administrasi pemilu dan peran organisasi pemantau lokal untuk melakukan check and balance melalui sebuah badan nasional yang independen.Para pemilih juga dianggap semakin memahami model pemilihan yang baru, yaitu dengan cara mencontreng
Namun demikian lembaga yang berpusat di Thailand yang memantau lima kota di Indonesia ini juga menilai bahwa sistem baru tersebut juga memiliki banyak kekurangan
BACA JUGA: Rabu, Megawati Minta Laporan 33 DPD PDIP
Oleh karena itu, Anfrel juga memberikan rekomendasi bahwa semua pihak yang terkait dalam pemilu harus memberikan perhatian yang ekstra terutama untuk menciptakan suasana kompetisi yang adil, pembaharuan data pemilih, administrasi yang lebih efisien di TPS pada saat Pemilu, serta hubungan yang jelas dan tegas antara KPU dan BawasluBACA JUGA: Golkar Jangan Ngotot Minta Jatah Menteri
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Jangan Urusi Domisili Kantor DPD
Redaktur : Tim Redaksi