Angga dan Dwi, Ayahnya Meninggal Kena DB, Ibunya Kanker Otak

Senin, 31 Oktober 2016 – 00:06 WIB
Ny. Seniasih Giri Prasta mengunjungi anak yatim piatu Angga dan Dwi. Foto: Dwija Putra/Bali Express

jpnn.com - SUNGGUH menyedihkan kisah yang yang dialami oleh Putu Angga Pradana Kusuma, 13,  dan Kadek Dwi Pradnyana Kusuma , 8.  

Bocah kakak beradik berasal dari Banjar Undagi, Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Badung, Bali, ini ditinggal oleh kedua orang tuannya.

BACA JUGA: Mahasiswa Ini Hobi Piara Burung, Omzet Belasan Juta per Bulan

Kini hidupnya sebatang kara. Kakak beradik ini diurus oleh sang nenek yang sudah tua renta dan tidak memiliki pekerjaan. Seperti apa?

Raut wajah polos tampak terlihat pada kedua kakak beradik itu yakni Angga dan Dwi.

BACA JUGA: Pesan Bu Tien: Pohon Beringin itu Jangan Sampai Mati ya

Keduanya dikenal berprestasi di sekolahnya. Angga kelas 2 SMP sedangkan Dwi baru kelas 2 SD.

Cerita kesedihan beruntun dirasakan keduanya. Pertama mereka ditinggal kakeknya.

BACA JUGA: Kisah Sukses Ricky Hidayat Buat Karya Fantasi

Tak berselang beberapa lama, sang ayah Ketut Sudirta juga meninggalkan keduanya untuk selamanya karena terjangkit wabah demam berdarah (DB).

“Sebenarnya yang kena DB awalnya Kadek Dwi (si bungsu) kemudian ayahnya terkena juga. Tapi sayang lambat dalam perawatan, sehingga tidak tertolong,” ungkap I Made Ponda Wirawan, tokoh masyarakat Mambal yang kediamannya tak jauh dari rumah keluarga ini, Sabtu (29/10) lalu.

Tidak lama kemudian, menyusul sang ibu yang menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Surya Husada saat perawatan karena serangan kanker otak.  

Sekitar 4 hari lalu  baru selesai upacara pengabenan. Ditinggal kedua orang tuanya, Angga dan Dwi hanya dirawat sang nenek Ni Ketut Suki.

Sang nenek yang sudah renta tak memiliki pekerjaan.

“Sekarang  mereka dirawat oleh neneknya, ” terang tokoh masyarakat yang juga Anggota Komisi I DPRD Badung ini.

Pada Sabtu lalu Ny. Seniasih Giri Prasta, istri Bupati Badung  juga berkunjung ke kediamannya.

Dia sengaja mengajak Dinas Pendidikan serta Dinas Sosial Tenaga Kerja, untuk mencari jalan keluar agar kehidupan kakak beradik ini bisa hidup layak dan sekolahnya bisa tuntas.

“Biaya pendidikan sampai tuntas, bahkan hingga perguruan tinggi, kita (pemerintah) yang menanggung. Sedangkan untuk biaya kehidupan sehari-hari menjadi tanggung jawab Dinas Sosial,” terangnya.  

Dia juga meminta Perbekel Mambal menjadikan keduanya anak asuh desa dengan menganggarkan pada APBDes.

“Kondisi kehidupan sehari-harinya harus dipantau, bagaimana kesehatannya, bagaimana pendidikannya, ” jelasnya.

Ya, meski Badung tergolong kabupaten terkaya tapi masih saja ada warganya hidup kurang sejahtera. (dwija putra/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nyawa Pak Dahlan pun Dalam Bahaya...


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler