Mahasiswa Ini Hobi Piara Burung, Omzet Belasan Juta per Bulan

Minggu, 30 Oktober 2016 – 00:06 WIB
Wendi Permana bersama iguana peliharaannya di kediamannya Kompleks Bumi Bunda Persada, Balaibaru, Padang, belum lama ini. Foto: Debi Virnando/Padang Ekspres/JPNN.com

jpnn.com - WENDI Permana mengembangkan hobinya memelihara burung dan reptile menjadi ladang usaha. Sejumlah penghargaan pun diraih pemuda ganteng ini.

Debi Virnando - Padang

BACA JUGA: Pesan Bu Tien: Pohon Beringin itu Jangan Sampai Mati ya

SANGKAR burung dan reptil tersusun rapi di rumah bernomor D-8 yang terletak di Kompleks Bumi Bunda Persada, Balaibaru, Padang.

Di dalam sangkar itu terlihat sekitar delapan pasang indukan lovebird ditambah dua ekor anakan yang baru menetas.

BACA JUGA: Kisah Sukses Ricky Hidayat Buat Karya Fantasi

Di teras yang lebarnya sekitar 1,5 meter x 5 meter itu, juga terdapat 12 ekor iguana, tiga ekor panana atau kadal lidah biru dan enam ekor tokek hias alias gecko.

Dari lahan sempit itulah Wendi Permana memulai usaha budi daya (pengembangbiakan) burung dan reptil.

BACA JUGA: Nyawa Pak Dahlan pun Dalam Bahaya...

Berawal dari hobi, dengan modal Rp 0 di tahun 2012, akhirnya omzet belasan juta per bulan diperoleh oleh mahasiswa Teknik Elektro Unand tahun 2012 tersebut.

Rencananya burung murai dan kura-kura darat juga akan dikembangbiakannya.

Anak ketiga dari empat bersaudara, pasangan M Kasim dan Ernayanti ini begitu percaya diri meniti usaha. Wajar bila mahasiswa dan pemuda memetik pelajaran darinya.

Pemuda kelahiran 17 September 1994 yang akrab disapa Wendi ini mulai fokus menjalankan usaha sejak tahun 2014.

Hobi yang mengecambah sejak 2012 dicoba dipasarkan lewat online. Ternyata tawarannya memancing banyak permintaan.

Dari hasil penjualan kecil-kecilan digunakan Wendi sebagai modal pembeli indukan baru. Uang jajan pun disimpan sebagai penambah modal.

Beberapa spesies indukan dibeli dari Jawa. Melihat banyaknya permintaan, akhirnya ada tawaran kerja sama dari Medan.

Ada pula spesies yang diimpor dari El Salvador melalui pengepul di Indonesia.

Banyak kendala yang dijumpai selama melakukan pembibitan. Salah satunya kebutuhan akan glodokan, kotak tempat lovebird bertelur.

Di glodokan pula lovebird akan menetas. Setelah mata anakan lovebird terbuka baru dipisahkan dari induknya dan ditangani lewat sentuhan tangan Wendi.

Karena sulitnya menemukan glodokan, Wendi pun berinovasi bersama rekan-rekannya membuat glodokan yang efektif bagi pengembangbiakan lovebird.

Glodokan inovasi itu pun dilempar ke pasaran. ”Saya berdayakan kawan-kawan di kampus sembari membuka lapangan pekerjaan,” kata Wendi.

Salah satu harapannya berwirausaha, memang untuk membuka lapangan pekerjaan. Pengembangbiakan hewan yang digelutinya diharapkan dapat menjadi tempat edukasi, baik bagi penelitian hewan maupun pelajaran mencintai hewan.

Semua itu akan terwujud apabila mendapat sokongan pemerintah.

Minimal tidak mempersulit izin dan legalitas saat mengirimkan barang.

Selain legalitas, cemooh juga tidak dapat dihindarinya.

Di kampus misalnya, saat memelihara atau menjual burung, ia digelari burung oleh kawan-kawan. Menurutnya hal tersebut biasa.

Dia berharap para pemuda yang memulai usaha tidak patah arang walau dicemooh.

Sebab cemooh tidak bertahan lama, hanya jelang hasilnya terlihat. Kawan-kawan pun perlahan akan kagum.

Wendi telah membuktikan itu. Dirinya sukses meraih juara pertama Al Ahmadi Award 2015 kategori Mahasiswa Jasa dan Inovatif.

Wendi juga memperoleh Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) Unand 2015, serta Lateral Thinking dan Business Matching Hongkong – Shenzhen 2016.

Baru-baru ini, sukses meraih juara III Wirausaha Muda Pemula Berprestasi 2016.

Kemarin (27/10), dia berangkat ke Palangkaraya untuk menerima penghargaan.

Semua itu berawal dari hobi dan belajar secara otodidak.

Wendi memiliki catatan kebanggaan yang layak diacungkan jempol. Pasalnya, tidak hanya di dunia usaha, prestasi lain juga disabet.

Bahkan sejak sekolah dasar, sudah memenangkan perlombaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), Musabaqah Syarhil Quran (MSQ) dan shalat berjamaah tingkat kecamatan hingga tingkat Padang.

Wendi aktif pula berorganisasi saat masih berseragam putih abu-abu di SMA N 5 Padang.

Ia tergabung dalam Siswa Pencinta Alam Bina Alam Semesta (SISPALA BIAS) sejak 2006.

Setelah menyelesaikan studi di SMA, Wendi memilih melanjutkan pendidikan ke Jurusan Teknik Elektro Unand.

Di tahun pertama, sudah memilih bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Teknik Elektro Fakultas Teknik Unand (HMTE FT) hingga sekarang.

Setelah masuk HMTE FT Unand, dia bersama tiga orang temannya berhasil meraih salah satu Program Kreativitas Mahasiswa Karya Cipta (PKM KC) yang diadakan Dikti tahun 2016. ”Itu prestasi pertama saat masuk HMTE FT Unand,” kenangnya.

Selain aktivitas kuliah, Wendi juga seorang pengajar di MDA Mushalla Babul Jihad di Padang sejak tahun 2014.

Sekarang, Wendi tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi Universitas Andalas (HIPMI PT Unand) awal tahun 2015.

Setelah bergabung beberapa bulan, Wendi diamanahkan menjadi Sekretaris Jendral HIPMI PT Unand dari tahun 2015 hingga 2016.

”Semoga usaha yang saya beri nama wPet’s ini, ke depan dapat meraih prestasi-prestasi yang lebih lagi sehingga bisa membuat orangtua dan keluarga serta kampus menjadi bangga,” tukasnya. (**/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Si Cantik Gelisah karena Sang Panglima Belum juga Pulang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler