jpnn.com - Saya tidak kaget dengan penetapan tersangka ini dan kemudian ditahan. Karena seperti Anda semua tahu saya sedang diincar terus oleh yang lagi berkuasa. Dan, biarlah sekali-kali terjadi. Jadi, seorang yang mengabdi dengan setulus hati, dengan menjadi direktur utama perusahaan daerah yang dulu seperti itu jeleknya, yang tanpa digaji selama sepuluh tahun, tanpa menerima fasilitas apa pun, kemudian harus menjadi tersangka yang bukan karena makan uang, bukan karena menerima sogokan, bukan karena menerima aliran dana, tapi harus tanda tangan dokumen yang disiapkan anak buah.
KUTIPAN di atas keluar dari mulut Dahlan Iskan, sesaat keluar dari pintu markas Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, Kamis (27/10) kemarin.
BACA JUGA: Si Cantik Gelisah karena Sang Panglima Belum juga Pulang
Dahlan masih tersenyum, usai ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pelepasan aset PT Panca Wira Usaha (PT PWU) Jatim. Mulai tadi malam, mantan menteri BUMN itu ditahan di rumah tahanan Medaeng.
Nyawa Pak Dahlan pun berada dalam bahaya.
BACA JUGA: Kisah Sukses Seorang Nenek Berbisnis Susu Almond
Ya, setelah menjalani transplantasi hati pada 6 Agustus 2007, segala sesuatu yang dikonsumsi maupun di sekitar Dahlan harus memenuhi standar tertentu. Sekali standar tersebut dilanggar, kesehatannya berada dalam bahaya besar.
Sebagaimana diterangkan dalam surat Sun Xiaoye, ahli di Departemen Transplantasi Tianjin First Centre Hospital (TFCH), Dahlan harus menjalani sekian banyak medical follow-up untuk menjaga badannya tetap sehat. Sebab, setiap pasien transplantasi hati memiliki risiko yang sangat tinggi untuk mengalami infeksi.
BACA JUGA: Bulan Sura, Seluruh Desa Gelar Wayang Kulit
Bukan hanya infeksi, setiap orang dengan riwayat transplantasi organ juga memiliki risiko penolakan. Untuk menanggulangi risiko penolakan itu, setiap pasien transplantasi organ harus minum obat imunosupresan.
Minum imunosupresan akan membuat daya tahan tubuh seseorang turun. Karena itu, pasien transplantasi harus hidup serbasteril. Mulai makanan, pakaian, tempat mandi, lingkungan, hingga lain-lain. Dengan pemicu sedikit saja, infeksi dapat muncul. ”Apabila infeksi serius terjadi, itu bisa menyebabkan pasien harus dilarikan ke ICU. Dalam kondisi seperti itu, sangat sulit menyelamatkan pasien,” jelas Sun Xiaoye dalam suratnya.
Dalam penjara, tentu saja kondisi yang dibutuhkan Dahlan itu sangat sulit untuk dipenuhi. Berkumpul dengan banyak orang, risiko dia tertular penyakit orang-orang yang berada di dekatnya akan sangat besar.
Belum lagi, Dahlan harus menjalani serangkaian tes untuk memantau kondisi badannya. Dalam kondisi sehat pun, Dahlan harus mengecek tekanan darahnya dua kali setiap hari. Kadar gula darah juga harus senantiasa dipantau.
Sebab, obat-obatan yang dikonsumsi bisa meningkatkan kadar gula darah. Setiap bulan, dia juga harus menjalani pemeriksaan ginjal untuk memastikan bahwa kondisinya baik-baik saja. Itu perlu dilakukan karena setiap hari dia harus meminum obat. (lyn/c11/ang/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beginilah Nikmatnya Menaiki Sleeper Bus Pertama di Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi