jpnn.com - JAKARTA - Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagyo menilai tidak banyak yang berubah dari kondisi transportasi ibu kota di masa kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo selama ini. Malahan, sejumlah kebijakan yang ditelurkan Jokowi malah memperburuk keadaan atau membuat biaya perjalanan meningkat.
Agus mengatakan, Jokowi sebenarnya sudah menghadirkan banyak model transprotasi baru di Jakarta. Namun, sayang sarana-sarana itu tidak terintegrasi dengan baik satu sama lain.
BACA JUGA: Perjanjian Batu Tulis, Ahok: Tergantung Pihak yang Lihat
"Nggak ada kemajuan dalam bidang transportasi di jaman Jokowi ini. Masyarakat juga bingung dengan model transportasi yang diciptakan oleh Pemprov DKI. Ada BKTB, APTB, Transjakarta, dan bus Kopaja AC. Itu semua harganya beda dan jadi mahal. Harusnya di perkotaan biaya transportasi cukup bayar sekali," kata Agus kepada wartawan di Jakarta, Senin (17/3).
Di sisi lain, lanjut Agus, Jokowi malah memberi restu terhadap dilanjutkannya pembangunan enam ruas jalan tol. Padahal, menurut Agus, kebijakan itu tidak berpihak pada rakyat karena hanya menguntungkan pihak pengembang dan produsen kendaraan bermotor.
BACA JUGA: KCJ Tuntaskan Pengadaan 180 Unit KRL
Yang terbaru, tambah akademisi di Universitas Paramadina itu, adalah kasus Transjakarta rusak dan karatan yang dibeli oleh Dinas Perhubungan (Dishub) DKI melalui APBD 2013 lalu. Menurutnya, kasus itu semakin menambah daftar kegagalan Jokowi mengendalikan bawahannya. Jokowi pun terlihat pasif terkait penanganan masalahan tersebut.
"Sedari awal sudah saya sampaikan supaya Pemprov DKI Jakarta jangan membeli bus asal China atau Korea karena hanya akan tahan dua tahun saja. Mending beli bus yang berstandar internasional. Setelah kejadian ini kok gubernur diam saja? Kadishub mestinya ditegor dari awal," tegasnya.
BACA JUGA: 3.921 KK Mendapat Sambung Listrik Secara Gratis
Agus juga mengungkapkan bahwa pengelolaan Transjakarta sebenarnya memiliki segudang masalah lain. Mulai dari minimnya jumlah teknisi dan pengemudi, sampai masalah usang yang tampaknya tak kunjung selesai yaitu regenerasi bus-bus uzur.
Rentetan masalah itu membuat Agus mempertanyakan kemampuan Jokowi dalam menganalisa masalah dan merancang solusi. "Masyarakat nggak perlu muji Jokowi karena mendatangkan bus-bus baru. Siapapun gubernurnya, bus-bus itu memang harus diganti kok," tegasnya.
Terakhir, Agus menyinggung proyek monorel yang sampai sekarang belum jelas kelanjutannya. Menurutnya, Jokowi adalah pihak yang paling layak disalahkan atas kembali mandeknya proyek yang sudah dimulai sejak 7 tahun lalu itu. Pasalnya, pemerintahan Jokowi yang kembali memberi izin kepada Konsorsium PT Jakarta Monorel (PT JM) untuk melanjutkan proyek.
Padahal, seperti diketahui PT JM sudah pernah gagal menjalankan mandat tersebut. "Sekarang Jokowi mau maju jadi presiden? Jangan dululah. Kasihan dia digebukin lawannya nanti," tandas Agus. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapolda Metro Jaya Baru Punya Sembilan Tugas Berat
Redaktur : Tim Redaksi