Anggap Ketegasan Prabowo Luntur Karena Kompromi Koalisi

Kamis, 29 Mei 2014 – 17:31 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Lingkar Madani (Lima) Indonesia Ray Rangkuti mengharapkan publik tak mudah terbujuk dengan citra tegas yang ditunjukkan masing-masing calon presiden. Sebab, sikap tegas itu sering tak sejalan ketika harus menghadapi kenyataan politik.

Menurut Ray, citra tegas justru tidak diperlihatkan Prabowo Subianto, capres dari koalisi Partai Gerindra, Golkar, PAN, PPP, PKS dan PBB. Sebab, Prabowo malah menunjukkan sikap kompromistis ketika membentuk koalisi untuk mengusungnya dan Hatta Rajasa sebagai capres dan cawapres.

BACA JUGA: IPW: Perampokan di Sumut Memprihatinkan

“Mengajak koalisi besar parpol berarti pilihannya adalah menjanjikan banyak jabatan kepada elite-elite parpol yang terkadang tanpa dasar pijakan. Itu lebih tepat kompromistis,” kata Ray kepada wartawan di Jakarta, Kamis (29/5).

Lebih lanjut Ray mengatakan, ketegasan itu harusnya sejalan dengan sikap tak mau kompromi ketika sudah menyangkut pendirian pribadi dan kepentingan bangsa. Selain itu, kata Ray, ketegasan berarti tak ragu dalam mengambil keputusan dan siap menghadapi segala risikonya.

BACA JUGA: Kaum Perempuan Alirkan Dukungan ke Prabowo-Hatta

Ray lantas mencontohkan perubahan sikap Prabowo tentang nasionalisasi aset. Menurutnya, perubahan sikap Prabowo yang awalnya getol soal nasionalisasi aset namun sekarang melunak telah menunjukkan bahwa mantan Danjen Kopassus itu tidak tegas dalam berprinsip.

Karenanya Ray meyakini koalisi besar yang dibangun Prabowo hanya berisi berbagai kompromi. Contohnya, Gerindra mengaku anti-pasar bebas dan terkesan tak setuju dengan amandemen UUD 1945. Di sisi lain Golkar justru permisif dengan pasar bebas, sedangkan PAN saat dipimpin Amien Rais merupakan motor amandemen UUD 1945.  

BACA JUGA: Kejagung Bantah Jokowi Minta Penyidikan Transjakarta Ditunda

Karenanya Ray meyakini watak kepemimpinan Prabowo lebih bersifat kompromistis ketimbang tegas. “Jalan yang membuat mereka bertemu tentu saja karena ada kompromi ide  dan pembagian kekuasaan,” ulasnya.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Ingin Kota di Indonesia Punya Techno Park


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler