jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU, KH. Cholil Nafis, PhD memberikan catatan tentang kepemimpinan KH Said Aqil Siradj di organisasi kaum nahdliyin. Kiai Kholil menilai Said telah memberi angin kepada paham di luar NU untuk masuk ke organisasi yang didirikan KH Hasyim Asy’ari itu.
Kholil menuturkan, selama ini NU memang menjadi sasaran penyebaran paham Syiah, Wahabi, Hizbut Tahrir (HT) bahkan Islam Liberal (Islib). Menurutnya, kebesaran NU menjadi pasar tersendiri bagi paham-paham dari luar. ”Karena NU paling besar maka Syiah, Wahabi, HTI dan Islam Liberal itu berusaha mendekati NU,” katanya.
BACA JUGA: Pelimpahan Berkas Kasus Kondensat Terhambat Penghitungan Kerugian Negara
Kiai Kholil lantas merujuk pada naskah kesepakatan kerja sama antara PBNU di bawah kepemimpinan Said Aqil dengan Universitas al-Musthafa al-’Alamiyah, Qom, Iran. Dari dokumen nota kesepahaman antara PBNU dengan Universitas al-Musthafa tanggal 27 Oktober 2011, keduanya menjalin kerja sama di bidang pendidikan, riset dan kebudayaan.
Hanya saja, katanya, kesepakatan kerja sama itu tanpa sepengetahuan Rais Syuriah PBNU yang saat itu dipimpin KH Sahal Mahfudz. Kholil pun memiliki salinan MoU antara NU dengan Universitas al-Musthafa. “Saya kopi yang berbahasa Indonesia karena saya nggak begitu paham bahasa Persia,” katanya.
BACA JUGA: PMII Tak Mau Jadi Badan Otonom NU
Ketua MUI Pusat Bidang Dakwah ini mengharapkan Kiai Said blak-blakan soal dokumen kerja sama dengan universitas dari kota suci penganut Syiah itu. Menurutnya, kerja sama yang berlaku empat tahun itu akan terus berlanjut jika tidak ada pembatalan. "Kalau tak ada pembatalan, kerjasama itu akan terus dan diperpanjang dengan sendirinya," katanya.
Kholil menambahkan, selama ini pihak-pihak yang hendak masuk ke NU memang menggunakan strategi berbeda. Misalnya, Syiah memakai strategi seolah-olah ajarannya dekat dan tak ada bedanya dengan NU. ”Padahal Syiah dan NU jelas berbeda,” katanya.
BACA JUGA: Polisi Bekuk Anak Buah Pemasok Narkoba ke Cucu Mantan Menteri Orba
Menurutnya, jika ketertarikan pengurus NU kepada Syiah, Wahabi, HTI dan Islam Liberal ini terus terjadi, maka tak mustahil organisasi kaum nahdliyin itu bakal sirna. ”Mereka menargetkan tahun 2050 NU akan habis,” katanya.(rmo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Akhirnya NU Pilih Rais Syuriah NU dengan Sistem AHWA
Redaktur : Tim Redaksi