Anggap Puan Pantas Dampingi Jokowi di Pilpres

Senin, 05 Mei 2014 – 19:44 WIB

jpnn.com - JAKARTA - PDI Perjuangan hingga saat ini masih terus mencari bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Joko Widodo alias Jokowi di pemilu presiden (pilpres) yang digelar Juli nanti. Sejumlah kader dari luar partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu pun masuk dalam daftar kandidat cawapres bagi Jokowi.

Namun, pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi mengatakan bahwa sebenarnya PDIP punya kader yang bisa diusung sebagai pendamping Jokowi di pilpres, yakni Puan Maharani. Menurut Airlangga, sosok Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP itu  merupakan sosok yang tepat mendampingi capres Jokowi.

BACA JUGA: Gaya Mirip Ahok, Dahlan Dinilai Paling Pas Dampingi Jokowi

Airlangga mengatakan, Puan merupakan politisi muda PDIP yang bisa membuat partai pemenang Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 itu semakin solid. "Memang Puan disebut-sebut menjadi salah satu kuda hitam dari cawapres yang diusung sebagai pasangan Jokowi. Menurut saya, tepat," kata Airlangga saat dihubungi wartawan, Senin (5/5).

Puan, lanjutnya, merupakan sosok politisi muda potensial. Namun jika PDIP mengusung Puan mendampingi Jokowi, maka hal itu harus diikuti dengan gambaran umum tentang tokoh-tokoh yang bakal duduk di kabinet. "Sehingga publik paham kemana arah pemerintahan Indonesia ke depan," tegasnya.

BACA JUGA: Elektabilitas Tertinggi, Demokrat Disarankan Usung Dahlan Jadi Capres

Secara terpisah, pengamat politik Forum Pemantau Parlemen Indonesia (FORMAPPI), Lucius Karus menilai wacana menduetkan Puan dengan jokowi bisa menjadi alternatif di antara nama-nama cawapres lain yang sudah muncul. “Pasangan ini jadi terobosan," ujarnya.

Dikatakannya, duet Jokowi-Puan menggabungkan dua karakter pemilih yang berbeda. Yakni pemilih pro-perubahan yang direpresentasikan pada sosok Jokowi dan pemilih tradisional yang diwakili Puan.

BACA JUGA: Gerindra Berharap Rekapitulasi Suara Tidak Molor

"Pemilih tradisional ini masih memiliki memori dengan Bung Karno dengan ajarannya. Kelompok tradiosional ini masih suka dengan romantisme masa lalu dan jumlahnya signifikan," ungkapnya.(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Alasan SBY dan Ibas Ogah Jadi Saksi Meringankan Anas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler