Anggaran Naik 89 Persen, Mentan Fokus Infrastruktur

Rabu, 18 Agustus 2010 – 18:18 WIB
JAKARTA - Harga Eceran Tertinggi (HET) seluruh jenis pupuk bersubsidi, direncanakan akan mengalami kenaikan pada tahun depanPadahal, anggaran di Kementerian Pertanian mengalami peningkatan yang cukup drastis, yakni mencapai 89 persen

BACA JUGA: Investasi di Maja, Kemenpera Gandeng Singapura

Dari Rp 8,9 triliun di APBN-P 2010, menjadi Rp 16,8 triliun di RAPBN 2011.

Menjawab hal ini, Menteri Pertanian (Mentan) Suswono kepada wartawan, Rabu (18/8), di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, menjelaskan bahwa kenaikan HET tahun depan merupakan sebuah ujicoba
Nantinya katanya, anggaran subsidi yang selama ini tidak terserap maksimal, akan difokuskan pada pembangunan infrastruktur pertanian untuk meningkatkan produksi.

"Inilah yang sedang kita kaji dari sekarang

BACA JUGA: HET Pupuk Naik, Subsidi Berkurang

Lagipula, ini baru sebuah rancangan dan belum tentu juga disetujui DPR
Tapi Kementan memang akan lebih fokus pada peningkatan sarana dan prasarana, seperti misalnya akan mencetak 5.200 embung (penampung air)

BACA JUGA: Kajian Pembatasan BBM Terus Dilakukan

Jadi, lebih ke infrastruktur," kata Suswono.

Dari anggaran sebesar Rp 16,8 triliun yang direncanakan dalam RAPBN 2011, berbagai program pun telah disusunDi antaranya target optimasi, konservasi, rehabilitasi dan reklamasi lahan seluas 67.813 Ha, tersedianya jalan sepanjang 12.500 km untuk jalan produksi, serta meningkatnya produktivitas sapi menjadi 23.769 ekor sapi.

"Khusus untuk sarana dan prasarana saja, kita alokasikan anggaran cukup besar yakni mencapai Rp 4 triliun, dari biasanya Rp 1 triliunJadi ini sebuah lompatan yang cukup besarJadi, alokasi subsidi pupuk yang berkurang itu nanti kita arahkan ke infrastruktur," jelas Suswono lagi.

Yang perlu diingat lagi, kata Suswono, adalah bahwa pengurangan pupuk subsidi tahun depan karena Kementerian Pertanian mendapatkan alokasi anggaran untuk alat pengolah pupuk organik"Jadi, tren pupuk organik ini meningkatDan alasan lain untuk efisiensi, karena selama ini petani itu borosDalam satu hektar itu normalnya 200-250 kg, tetapi di lapangan bisa sampai ada yang 400 kgIni yang kita lihat nanti, apakah pengurangan subsidi ini sejalan dengan kebutuhan di lapangan nantinya," kata Suswono(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hatta: Belanda Masih Jauh


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler