Anggaran PEN Terserap dengan Baik, Ini Dampaknya terhadap Ekonomi

Selasa, 27 April 2021 – 17:30 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: Rizki Sandi/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah terus berupaya mengembalikan ekonomi Indonesia ke jalur positif pada kuartal I 2021 dengan pertumbuhan di kisaran 4,5 sampai 5,3 persen. Hal ini sejalan dengan berbagai indikator yang menunjukkan perbaikan.

Realisasi anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dinilai berkontribusi besar memperbaiki pertumbuhan ekonomi.

BACA JUGA: Ekonom Sebut Stimulus Sosial Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional

Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan pers Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) yang digelar secara virtual di Jakarta, Jumat (23/4).

Dalam tiga bulan pertama di tahun 2021,neraca perdagangan telah membaik yang diikuti oleh kinerja ekspor dan impor yang juga mengalami peningkatkan.

BACA JUGA: Airlangga Serukan THR Dibayar Penuh, Ekonom Optimistis Pemulihan Ekonomi Bakal Maksimal

Menurut Menko Airlangga, program vaksinasi dan kebijakan PPKM mikro telah meningkatkan Indeks Keyakinan Konsumen ke level 93,40 persen di bulan Maret 2021.

“Penjualan kendaraan bermotor mengalami perkembangan yang signifikan dengan adanya diskon PPnBM. Penjualan mobil tumbuh 28,2% year on year (yoy). Indeks keyakinan konsumen dan penjualan kendaraan bermotor pada Maret lalu juga mengalami peningkatan," ujarnya.

BACA JUGA: Bersilaturahmi ke Apindo, Anindya Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional

Menko Airlangga juga menyebutkan, hingga 16 April 2021, realisasi anggaran program PEN mencapai Rp 134,07 triliun atau 19,2% dari pagu anggaran PEN 2021 sebesar Rp 699,43 triliun.

Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro mengatakan, pemulihan ekonomi nasional di tahun 2021 masih bergantung pada penanganan kesehatan sebagai kunci utamanya. Terlebih, angka kasus Covid-19 masih cukup tinggi saat ini diikuti dengan kebijakan penerapan pembatasan aktivitas masyarakat (PPKM) untuk menekan laju penyebaran Covid-19.

“Saya kira, pada awal pandemi Covid-19 di tahun 2020 lalu, seluruh negara di dunia ini masih belajar menangani pandemi, termasuk Indonesia. Ditambah pandemi tidak hanya berdampak pada sektor ekonomi tetapi juga jasa hingga bisnis hecil. Tentu ini membutuhkan anggaran yang cukup besar. Semakin besar realisasi anggaran pemulihan ekonomi menunjukkan upaya pemerintah yang tengah fokus menanggulangi pandemi,” ujar Ari.

Lebih lanjut, Ari menjelaskan, anggaran PEN yang dikelola pemerintah bukan hanya meliputi bantuan sosial, stimulus UMKM, stimulus pajak, vaksinasi gratis. Namun anggaran PEN juga mencakup anggaran teknis penyelenggaran PPKM skala mikro, sosialisasi 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) di berbagai tempat umum, hingga riset penanganan Covid-19.

“Karena kita juga tidak bisa terus menerus bergantung pada impor. Menurut saya, realisasi anggaran PEN tinggi ini juga menunjukkan fokus pemerintah yang telah mengkrucut sektor mana saja yang perlu dioptimalisasi.

Hal senada diungkapkan oleh pengamat kebijakan publik Trubus Rahardiansyah yang menilai realisasi anggaran yang telah mencapai 19 persen di kuartal I tahun 2021 menunjukkan pemulihan ekonomi yang semakin membaik.

“Saya kira kasus Covid-19 ini kan masih terus berlanjut. Mungkin selama tahun 2020 kemarin pemerintah masih meraba-raba pos sektor apa yang harus dioptimalkan. Nah sekarang pemerintah sudah lebih paham untuk mengoptimalkan anggaran di masing-masing sektornya. Artinya pemerintah serius untuk menangani pandemi dan pemulihan ekonomi semakin berjalan kearah yang positif,” ujar Trubus.

Trubus berpendapat, penggelontoran dana PEN ini juga perlu diikuti dengan transparansi dan pengawasan yang terstruktur.

“Alokasi dana PEN ini juga harus diikuti dengan transparansi agar publik bisa mengetahui anggaran digunakan dengan benar,” jelas Trubus. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler