Anggaran Pendidikan Tinggi 2021 Melambung, Semoga Mutu Kampus Terdongkrak

Selasa, 08 Desember 2020 – 19:41 WIB
Plt Dirjen Dikti Nizam. Foto: tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelontorkan dana Rp500 miliar untuk program kompetisi kampus merdeka (PKKM).

Kompetisi ini, menurut Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Nizam masih dalam gerbong kampus merdeka, dengan tujuan meningkatkan mutu perguruan tinggi hingga bersaing di kelas dunia.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Munarman FPI Sebut ini Pembantaian, Mayjen Dudung Siap Bergerak, Irjen Fadil Peringatkan Rizieq

Nizam mengatakan pendidikan di Indonesia masih harus mengejar ketertinggalannya dari negara maju lainnya. Ada tiga isu mendasar yang harus dihadapi.

Antara lain memperluas kesempatan belajar di pendidikan tinggi, meningkatkan mutu pendidikan tinggi, dan aspek relevansi pendidikan tinggi dengan perkembangan teknologi serta dunia.

BACA JUGA: Indra Charismiadji: SKB 4 Menteri Gak Ada Guna, Mendikbud Jangan Cuci Tangan 

“Dari sisi ekspansi pendidikan tinggi, peningkatan akses sangat luar biasa pada beberapa tahun ini, karena angka partisipasi kasar saat ini sudah di atas 36% yang sebelumnya hanya 25% di tahun 2015,” ungkap Nizam, Selasa (7/12).

Sementara itu, peningkatan mutu pendidikan tinggi bisa dilihat dari sisi akreditasi yang menunjukkan hasil yang cukup baik di mana pada 2015, sebanyak 68% perguruan tinggi terakreditasi C. Namun di tahun 2020, hanya 57% perguruan tinggi yang terakreditasi C.

BACA JUGA: Mendikbud Pastikan Hanya Guru Honorer Berkualitas yang Bisa Mengisi Formasi 1 Juta PPPK

Sedangkan untuk perguruan tinggi terakreditasi B sebanyak 38% di 2020, dan akreditasi A sebanyak 5% di 2020. 

Nizam menambahkan, peningkatan ini akan terus diakselerasi sehingga semakin banyak perguruan tinggi dengan akreditasi unggul hingga terakreditasi internasional.

“Namun relevansi akreditasi dengan mutu pendidikan selalu berkaitan dengan masalah pembiayaan karena semakin banyak sumber daya, semakin banyak kemajuan yang akan dicapai,” jelasnya.

Lebih lanjut Nizam, pada 2020, dana pendidikan tinggi yang digelontorkan hanya sebesar Rp2,90 triliun tetapi pada 2021 ditingkatkan sebanyak 80% menjadi Rp5,30 triliun.

Adapun peningkatan anggaran tersebut akan dialokasikan untuk program matching fund sebesar Rp250 miliar, competitive fund Rp500 miliar, tambahan bantuan operasional perguruan tinggi negeri (BOPTN), bantuan pendanaan perguruan tinggi negeri berbadan hukum (BPPTNBH).

Kemudian insentif kinerja sebesar Rp1,3 triliun, Rp350 miliar untuk program kampus merdeka dan beasiswa.

Hal ini bertujuan mendorong perguruan tinggi agar masuk dalam akreditasi kelas dunia, mendorong transformasi perguruan tinggi agar menjadi lebih unggul dan kompetitif, serta mendorong sinergi perguruan tinggi dengan dunia industri.

“Hal tadi ditunjang dari penerapan indikator kinerja utama melalui alokasi insentif atau bantuan dana BOPTN dan BPPTNBH, pendanaan matching fund dan competitive fund untuk PTN atau PTS,” ucapnya.

Dijelaskannya, competitive fund atau PKKM merupakan bentuk akselerasi program dari kampus merdeka untuk melakukan inovasi pada basis program studi agar terjadi pembelajaran yang diharapkan. Pendanaan ini akan diberikan dengan syarat perguruan tinggi tersebut legal, tidak sedang dikenakan sanksi, serta tidak dalam kondisi sengketa internal maupun eksternal.

Selain itu, agar terjadi persaingan yang adil, maka terdapat tiga liga untuk mencapai pengembangan perguruan tinggi yang prima. Pada liga III, perguruan tinggi yang dapat berkompetisi adalah perguruan tinggi yang memiliki 1.000-5.000 mahasiswa aktif.

Pada liga II, perguruan tinggi yang bisa berkompetisi adalah memiliki mahasiswa di bawah 18 ribu. Serta, pada liga I, perguruan tinggi yang dapat berkompetisi adalah perguruan tinggi yang memiliki lebih dari 18 ribu mahasiswa aktif.

“Penggunaan dana yang diberikan dapat digunakan untuk peralatan, misalnya untuk memperkuat laboratorium artificial intelligence dengan mengadakan super komputer untuk pengembangan artificial intelligence oleh mahasiswa dan dosen,” terang Nizam. (esy/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler