Anggaran TNI Belum Transparan

Kamis, 23 Oktober 2008 – 09:31 WIB
JAKARTA - Dua tahun berturut-turut, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) memberikan predikat disclaimer terhadap laporan keuangan Dephan/TNIKetua BPK Anwar Nasution mengatakan, ada beberapa alasan yang menyebabkan pihaknya memberikan status tidak memberikan pendapat (TMP) untuk laporan keuangan Dephan/TNI periode 2006 dan 2007.

Antara lain, Dephan/TNI belum memiliki sistem akuntansi yang baku dan belum memiliki personel yang menguasai ilmu akuntansi

BACA JUGA: WN India Selundupkan Berlian di Perut

Juga, tidak memiliki sistem komputer yang baik dan pengawasan yang baik atas pelaksanaan sistem akuntansi itu.

"Selain itu, sistem akuntansi instansi belum diterapkan dengan baik sehingga terjadi perbedaan catatan realisasi yang signifikan antara Dephan/TNI dan Departemen Keuangan," ujar Anwar saat memberikan paparan tentang perbaikan pengelolaan keuangan negara di lingkungan Dephan/TNI di Gedung Balai Samudera TNI-AL, Jakarta Utara, Rabu (22/10).

Alasan lain, pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dan anggaran non-budgeter yang dilakukan Dephan/TNI belum menggunakan surat setoran bukan pajak (SSBP) dan tidak melalui kas negara
Ini terjadi akibat doktrin perang semesta selama rezim Orde Baru mempertahankan organisasi satuan TNI yang berdiri sendiri-sendiri.

Itu diwarisi sejak awal pembentukannya pada masa perang kemerdekaan

BACA JUGA: Hakim Ragukan Uang Suap DPR Hasil Pinjaman

"Pada waktu itu, setiap unit pasukan mencari sumber keuangan, alutsista, dan logistik sendiri-sendiri dengan berbagai macam cara," jelas Anwar.

Alasan berikutnya, karena belum baiknya manajemen logistik dan alutsista Dephan/TNI, termasuk dalam sistem inventarisasi asetnya
Misalnya, TNI belum menerapkan sistem manajemen dan akuntansi barang milik negara (Simak BMN)

BACA JUGA: Hadi Utomo Dituding Bohongi SBY

Dengan begitu, TNI belum dapat menyajikan nilai BMN dengan benar, termasuk nilai persediaan pada akhir tahun"Padahal, kesuksesan operasi militer sangat ditentukan jumlah dan mutu alutsista dan manajemen logistiknya," katanya.

Kemudian, pengelolaan kas dan rekening di Dephan/TNI belum terpadu, transparan, dan akuntabelMisalnya, masih banyak jumlah rekening dan uang yang belum dilaporkan dengan tertib"Selain itu, pengadaan maupun perawatan alutsista belum transparan dan akuntabel," ungkap AnwarTerutama dalam pengadaan alutsista melalui perantara atau oknum calo yang panjangAkibatnya, harga menjadi mahal di tengah keterbatasan anggaran negara.

Meski begitu, Anwar memuji upaya perbaikan sistem laporan keuangan Dephan/TNI dengan mengumpulkan seluruh komandan satuan di lingkungan TNI"Jika sungguh-sungguh, pemberian opini wajar oleh BPK dapat terwujud," ujarnya.

Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso yang juga hadir dalam acara tersebut menyambut baik upaya Departemen Pertahanan menata laporan penganggaran"Alutsista di TNI rumit karena satu item banyak sekali rinciannyaMisalnya, pesawat tempur itu bisa lebih dari seribu item di dalamnyaKarena itu, perlu dilatih agar sistem administrasinya lebih baik," kata jenderal asal Solo itu.(rdl/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hadi Utomo Dituding Bohongi SBY


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler