jpnn.com - MAKASSAR - Dua anggota DPRD Makassar, Sulawesi Selatan, Fahruddin Rusli dan Burhanuddin Baso Tika memimpin mahasiswa menjemput paksa sembilan aktivis yang ditahan polisi. Mahasiswa yang ditahan pun terpaksa dilepas untuk menghindari konflik yang bisa terjadi lebih besar lagi.
Kanit Intelkam Polsekta Panakkukang, Iptu Surahman mengatakan mahasiswa yang melakukan aksi penolakan BBM itu ditangkap oleh Shabara Polda Sulsel sekira pukul 21.00, Kamis (6/11) malam. Tahanan itu kemudian dititip di Polsekta Panakkukang.
BACA JUGA: Balita Terkubur Longsor
“Ada tangkapan Sabhara Polda dititip di Polsekta Panakkukang karena benturan di pertigaan Hertasning-Pettarani selesai magrib tadi. Terus tiba-tiba datang seratusan mahasiswa dipimpin dua anggota DPRD kota Makassar ambil paksa titipan tersebut,” kata Surahman seperti yang dilansir Fajar Online (Grup JPNN.com), Kamis (6/11).
Ditemui terpisah, Legislator PPP, Burhanuddin Baso Tika yang disebut-sebut menjemput paksa mahasiswa berbuat anarkis dalam unjuk rasa menolak rencana kenaikan harga BBM di Polsek Panakkukang membantah kabar tersebut.
BACA JUGA: Kesal Aksi Penolakan BBM, Mahasiswa pun Dilempari Warga
Menurutnya, kejadian tersebut hanya kebetulan. Dia mengaku hanya lewat dan mendapati kerumunan mahasiswa di Polsekta Panakkukang.
”Itukan hanya kebetulan, lagian juga yang diambil dari mahasiswa tersebut ada yang tinggal di rumah saya, ” ujarnya.
BACA JUGA: Mengaku Pernah Ditawari jadi Menteri
Dia juga menampik bila aksinya itu ditemani oleh rekannya sesama anggota DPRD Kota Makassar. “Tidak ada yang seperti itu. Kita datang baik-baik. Tidak mungkin kita secara langsung ambil mahasiswa, Saya hanya bilang kalau ada sesuatu yang ingin dimintai keterangan, silakan hubungi saya,” jelas Fraksi PPP DPRD Makassar itu. (taq/awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demo Tolak Kenaikan BBM, Door...Mahasiswa Langsung Tersungkur
Redaktur : Tim Redaksi