jpnn.com, PALEMBANG - Anggota DPRD Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), H Syaiful Iqbal Ashofa SH, 40, ditemukan tewas mengenaskan, Kamis (5/10) sore, pukul 16.00 WIB.
Dia kehilangan nyawa saat menyalurkan hobinya berolahraga paralayang di Gunung Banyak, Kecamatan Songgokerto, Kota Batu, Malang.
BACA JUGA: Tim Paralayang Indonesia Sapu Bersih 3 Emas di Kejuaraan Dunia
Korban terjun bebas dari ketinggian sekitar 20-an meter, setelah parasutnya melintir karena diterpa angin kencang yang tidak beraturan (turbulensi).
Syaiful, warga Jl Tenggamus, Kelurahan Muara Dua, Kecamatan Prabumulih Timur yang punya lisensi olahraga ekstrem itu tak dapat mengendalikan parasutnya. Akibatnya, tubuhnya meluncur deras ke bawah.
BACA JUGA: Kejuaraan Paralayang International di Sumbawa Barat Diikuti 14 Negara
“Kepala belakangnya terluka parah,” kata salah seorang penjaga launching paralayang, Imam, 32, yang ikut menemani jenazah korban sebelum dijemput pihak keluarganya.
Dijelaskan dia, korban mengudara (take off) pukul 16.00 WIB, dengan estimasi waktu 10-15 menit. Lalu angin berhembus kencang dan korban hilang kendali. “Tubuhnya tersangkut di pohon pinus, helmnya lepas, dan dia jatuh ke aspal jalan dari ketinggian 20 meter,” bebernya di RSU Karsa Husada, Kota Batu.
Nyawa anggota dewan dari Fraksi PDI Perjuangan Muara Enim itu pun tak tertolong. Kasatreskrim Polres Batu, AKP Daky Dzul Qornain, menjelaskan, pihaknya sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Dugaan sementara, korban terjatuh dari ketinggian akibat parasut yang melilit. Penyebabnya kemungkinan besar karena diterpa angin besar. Salah satu risiko paralayang yakni ketika angin tidak beraturan.
“Untuk pastinya, kami masih lakukan penyelidikan,” ungkap Daky, tadi malam. Sementara itu, Setyohadi, petugas RS Paru Karsa Husada, menjelaskan, korban masuk ke RS, pukul 16.40 WIB.
Saat tiba, kondisi sudah meninggal. Luka terparah korban pada kepala bagian belakang. Diduga karena memang dia terjatuh ke aspal jalan di kawasan Songgoriti. ”Jenazahnya akan dibawa ke rumah sakit (RS) Saiful Anwar,” kata dia tadi malam.
Sementara itu, Husain Tarang, keluarga korban yang tadi malam ditemui di rumah sakit menjelaskan, dia mengetahui saudaranya itu meninggal dari grup WhatsApps (WA) keluarga pukul 20.00 WIB. Warga Malang itu kaget, antara percaya dan tidak.
Untuk memastikan kabar itu, dia pun mendatangi RS Karsa Husada. Informasi itu ternyata benar. ”Malam ini jenazah saudara saya ini akan diterbangkan ke Palembang,” jelasnya.
Darinya diketahui, Syaiful berlibur ke Malang sejak Rabu (4/10). Karena hobi olahraga paralayang, kemarin dia pergi Gunung Banyak untuk berlatih. Namun secara detail dia belum mengetahui kronologinya.
”Dia memang sudah memiliki lisensi paralayang,” bebernya.
Pengurus harian DPC PDI Perjuangan Muara Enim, Ahmad Imam membenarkan kabar duka itu. “Informasinya A1 (benar, red). Saya sudah mendapatkan perintah untuk menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut kedatangan jenazah almarhum,” jelas Ahmad yang hendak berangkat ke kediaman korban di Prabumulih.
Dia mengaku belum mengetahui secara pasti kecelakaan yang dialami almarhum. Namun, informasi yang diperolehnya, almarhum setelah selesai melaksanakan kunjungan kerja (kunker), menghadiri undangan kelompok olahraga paralayang di Malang. Korban ikut terbang. Pada ketinggian 20 meter, parasutnya tidak diterpa angin kencang dan korban jatuh bersama parasutnya.
Sekretaris DPRD Muara Enim, Drs Aswar Astan mengaku telah mendapatkan informasi kecelakaan yang dialami almarhum. “Tapi saya belum tahu persis kejadiannya,” jelas dia.
Anggota DPRD Muara Enim dari Fraksi Partai Golkar, Ersangkut juga telah mendapatkan informasi kejadian itu. Pun anggota DPRD Muara Enim dari Fraksi PAN, Faizal Anwar SE.
“Informasi yang kami dapatkan memang begitu. Seperti apa kejadiannya, kami belum tahu persis,” tukasnya. (jaf/abm/ozi/ce1)
Redaktur & Reporter : Budi