Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Singgung Kemungkinan Airlangga Ditekan untuk Mundur

Senin, 12 Agustus 2024 – 02:02 WIB
Tangkapan layar Airlangga Hartarto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai ketua umum DPP Partai Golkar dalam sebuah video yang disiarkan Partai Golkar di Jakarta, Minggu (11/8/2024). Foto: ANTARA/Genta Tenri Mawangi

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Dewan Pakar Golkar Palar Batubara bicara sejumlah kemungkinan alasan Airlangga Hartarto mengundurkan diri dari jabatan ketua umum (Ketum) DPP Partai Golkar.

Asumsi ini disampaikan Palar merespons langkah mengejutkan dari Airlangga Hartarto.

BACA JUGA: Airlangga Mundur karena Ada Tekanan Internal Golkar?

"Nah, mungkin menjadi pertanyaan something wrong, ada sesuatu," ujarnya di Jakarta, Minggu (11/8), seusai peluncuran buku biografinya berjudul '75 Tahun Bang Palar Batubara, Jiwa Sang Patriot' sekaligus syukuran 75 tahun usianya.

Menurut dia, ada kemungkinan Airlangga sudah sadar bahwa dirinya berada di rel yang salah.

BACA JUGA: Arief Tanggapi Isu Airlangga Mundur dari Ketum Golkar, Analisisnya Ngeri

"Itu bisa juga alasan dia mengundurkan diri, atau setelah dia tidak bisa lagi ‘diatur’, dia ditekan untuk mengundurkan diri," lanjut Palar.

Palar menilai ada sesuatu di balik mundurnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) itu dari kursi pimpinan Partai Golkar.

BACA JUGA: Airlangga Mundur, Alasannya Demi Menjaga Keutuhan Partai Golkar

Sebab, penentuan ketua umum Partai Golkar sedianya diputuskan melalui Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar setiap 5 tahun sekali.

"Kalau sampai dia mundur, berarti ada 'sesuatu' seperti yang saya katakan tadi," ucapnya.

Palar bahkan menilai peristiwa mundurnya Airlangga sebagai ketum Partai Golkar sebagai tsunami politik. Apabila tidak dimitigasi dapat berdampak lebih luas pada partai politik lainnya di Tanah Air.

Hal itu menurut dia karena Partai Golkar sebagai salah satu parpol yang cukup dewasa dan besar pun bisa dihantam oleh peristiwa demikian.

"Kalau seperti sekarang ini sudah terjadi tsunami politik, kami inginkan tsunami politik enggak sampai berdampak pada hal-hal yang lain. Akan tetapi, kalau tsunami politik ini juga tidak bisa di-manage dengan baik, ini akan terjadi ke partai-partai politik yang lain," tuturnya.

Sebelumnya, Airlangga Hartarto mendadak mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Golkar di Jakarta, Minggu.

Dalam video resmi yang disiarkan Partai Golkar di Jakarta, Minggu, Airlangga menjelaskan alasan dia mundur karena ingin menjaga keutuhan Partai Golkar.

Dia juga ingin memastikan stabilitas selama transisi pemerintahan dari Presiden RI Joko Widodo ke pemerintahan Prabowo Subianto sebagai pemenang Pilpres 2024.

"Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan Yang Mahabesar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar," kata Airlangga dalam video tersebut.

Airlangga menginformasikan bahwa pengunduran dirinya sebagai Ketua Umum Partai Golkar terhitung sejak Sabtu (10/8) malam.(ant/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler