Anggota DPR Disebut Berkulit Badak Berhati Batu

Jumat, 05 November 2010 – 16:54 WIB
JAKARTA - Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI), Thamrin Amal Tamagola mengatakan, perilaku anggota DPR saat ini sudah tidak lagi dalam tahap membandel"Mereka bukan membandel lagi, tapi sudah membadak

BACA JUGA: Penumpang KA ke Jogja Membludak

Kulitnya badak, hatinya batu," kata Thamrin, dalam diskusi dialetika demokrasi bertema "Studi Banding: Prosedur atau Kebutuhan Jalan-jalan", di press room DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (5/11).

Oleh karena hatinya (dari) batu, lanjut Thamrin, wajar saja jika suatu ketika masyarakat melempar mereka itu dengan batu-batu (kecil) yang berasal dari banjir bandang Wasior, Gunung Merapi, maupun Mentawai
Sementara, dikatakan telah membadak, kata Thamrin pula, karena saat bangsa dan negara ini tengah berduka ditimpa musibah bencana alam, yang mereka lakukan justru berpelesiran ke luar negeri dengan menggunakan uang rakyat

BACA JUGA: PLN Tanggung Biaya Genset di Pos Pengungsi Merapi

"Jadi itu, yang saya maksudkan membadak," tegasnya.

Studi banding DPR dan pemerintah ke luar negeri itu, lanjut Thamrin, adalah tradisi pejabat bangsa ini (yang) secara ramai-ramai menjarah uang rakyat, dan hanya bermanfaat bagi penjarah itu
Terkait rencana DPR untuk menata ulang kembali perihal kunker anggota dewan melalui mekanisme revisi UU MD3 dan Tata-tertib DPR, Thamrin menilai langkah itu tidak akan merubah perilaku anggota DPR.

"Ini bukan soal UU MD3, atau Tata-tertib DPR

BACA JUGA: Maskapai Arab Terancam Diputus Kontrak

Tapi lebih kepada urusan hati nurani anggota dewanProblem anggota dewan kita saat ini adalah, hati nuraninya sudah kotor, bernajis!" tegas Thamrin.

Selain mengkritisi masalah kunjungan kerja (kunker) anggota DPR ke luar negeri, Thamrin juga meminta pemerintah untuk segera mengeluarkan aturan pembatasan menunaikan ibadah haji"Pemerintah harus ambil ketegasanNaik haji cukup satu kali saja," katanya.

Termasuk terhadap para pejabat di legislatif, eksekutif dan yudikatifMenurut Thamrin, harus ada pelarangan agar mereka itu tidak berulang kali naik haji dengan biaya dinas, serta melakukan lempar jumroh jauh-jauh ke Jamarat, Mina, Mekkah, Arab Saudi.

"Melempar jumroh kok jauh-jauh? Di Senayan (komplek Parlemen Senayan, Red) dan kantor-kantor pemerintah di Jakarta, juga banyak syetan yang wajib untuk kita lempari dengan batu," kata Thamrin lagi dengan nada sinis(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Korupsi Lahan Pasar, Bupati Brebes Diganjar 2 Tahun Penjara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler